Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mempercepat penanganan kerusakan infrastruktur pasca bencana Badai Siklon Tropis Seroja di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada April 2021 lalu. Upaya tersebut dilaksanakan dengan menerapkan lima strategi dalam pembangunan hunian tetap (huntap) berupa rumah khusus (rusus), agar selesai sesuai target.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, rehabilitasi dan rekonstruksi pada wilayah terdampak bencana di NTT dan NTB tidak hanya membangun kembali rumah yang rusak, tetapi sebagai upaya membangun kembali permukiman baru yang tangguh terhadap bencana.
"Pendekatannya adalah build back better, tidak sekadar membangun dengan kerentanan yang sama terhadap bencana, tetapi membangun lebih baik dan lebih aman dari sebelumnya,” kata Basuki dalam keterangan resmi yang disiarkan Jum'at (3/12).
Lima strategi percepatan yang dilakukan adalah menyusun dan mengawal timeline percepat penyelesaian per hari, menempatkan tenaga pengawas di lapangan, percepatan mobilisasi material dan alat, percepatan kelengkapan dan administrasi, dan koordinasi intensif dengan Aparat Pengawasan Intern Perintah (APIP) dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Baca Juga: Tahun 2021, Kementerian PUPR salurkan PSU rumah subsidi sebanyak 25.781 unit
Ketua Satgas Penanganan Bencana Kementerian PUPR di NTT dan NTB Widiarto saat meninjau progres pembangunan huntap di Kota Kupang mengatakan, untuk percepatan pembangunan hunian tetap bagi warga terdampak Badai Siklon Tropis Seroja perlu dipastikan mengenai jadwal pelaksanaan kegiatan dan percepatan penyelesaian target pembangunan untuk setiap lokasi relokasi permukiman.
"Jadwal kerja/action plan detail dan masuk akal untuk diselesaikan tetap waktu, setiap penyedia jasa perlu memastikan jumlah kebutuhan tenaga kerja, material dan alat berat terpenuhi untuk mendukung penyelesaian pekerjaan," ujar Widiarto.
Adapun pembangunan hunian tetap di Provinsi NTT tersebar di Kabupaten Lembata 700 unit, Flores Timur (Adonara) 300 unit, Alor 386 unit, Sumba Timur 194 unit, Kota Kupang 173 unit, dan Kabupaten Kupang 169 unit. Masing - masing penerima bantuan mendapatkan hunian layak berupa rumah RISHA tipe 36 dengan luas lahan 108 m2. Seluruh pembangunan hunian tetap ditargetkan selesai pada Desember 2021.
Di kawasan pembangunan huntap juga dilengkapi prasarana pendukung seperti sarana air bersih dan sanitasi (komunal), fasilitas umum dan fasilitas sosial, jalan lingkungan dan drainase, sambungan listrik rumah dan Penerangan Jalan Umum (PJU), dan tempat sampah.
Baca Juga: Tingkatkan konektivitas di desa, Kementerian PUPR bangun 66 Jembatan Gantung di 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News