kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Ini sebab lelang dini gagal genjot serapan APBN


Selasa, 13 Desember 2016 / 20:14 WIB
Ini sebab lelang dini gagal genjot serapan APBN


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Pemerintah sudah menggelar lelang dini demi mempercepat penyerapan anggaran tahun 2016. Namun, sejauh ini hasil kinerja penyerapan anggaran tetap belum optimal. Ada apa?

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menilai kegiatan lelang proyek pemerintah yang dilakukan sebelum tahun berjalan, atau lelang dini proyek tidak efektif. Aibatnya, sejumlah proyek yang lelangnya dilakukan sebelum tahun anggaran tetap saja tidak bisa dilasanakan segera.

Hal itu karena, beberapa proyek yang secara alamiah memang memiliki karakteristik yang tidak bisa dipercepat. Hal itu, merupakan hasil evaluasi Bappenas yang dilakukan atas pelaksanaan APBN tahun 2015 dan 2016.

Menurut Deputi Bidang Pemantauan, Evaluasi dan Pengendalian Pembangunan Bappenas Roni Dwi Susanto banyak kegiatan yang jika dipercepat maka tidak akan maksimal. "Ada siklus yang menghendaki pelaksanaannya memang harus mulai dilakukan pada April, tidak bisa januari," ujar Roni, Selasa (13/12).

Roni mencontohkan pembangunan proyek infrastruktur terkait pertanian dan pendidikan yang tidak bisa dilepaskan dari siklus tahunan. Namun, demikian diakui Roni ada beberapa proyek yang bisa dipercepat. Untuk proyek-proyek yang bisa dipercepat, lebih baik menurutnya dipecepat.

Hal ini menunjukan bahwa penyerapan anggaran memang tidak bisa dibuat merata, atau ditumpuk di awal tahun. Yang perlu dilakukan pemerintah adalah mengefektifkan pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut.

Terkait hal tersebut Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo menilai yang harus dihindari dari penyerapan angaran di ahir tahun adalah kualitas dari proyek yang di bawah standard. Jadi, meskipun tidak bisa dipercepat pemerintah harus memastikan kualitasnya baik.

Berdasarkan hasil rapat koordinasi sinergi pemantauan, evaluasi dan pengendalian Bappenas menyebutkan realisasi penyerapan belanja November 2016 mencapai 53,34%. Realisasi itu memang lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar 49,96%.

Sementara itu realisasi belanja Kementerian/Lembaga (K/L) hingga November mencapai 68,44% dari target sebesar Rp 767,8 triliun. Dari jumlah realisasi sebesar itu, sebagian besar K/L sudah menyerahkan laporan pelasanaannya kepada Bappenas.

Hasilnya, 60% laporan tersebut dianggap sudah cukup baik. Namun, masuk ada laporan kegiatan K/L yang masih dianggap buruk yaitu 17% dan 23% dianggap cukup.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×