Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Realisasi belanja dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016 sampai akhir November 2016 sudah mencapai 85% atau sebesar Rp 1.636 triliun. Direktur Jenderal (Dirjen) Anggaran Kementerian Keuangan (Kemkeu) Askolani mengatakan, defisit tercatat sekitar 2,5%.
Dirinya merinci, belanja kementerian lembaga tercatat sebesar Rp 548 triliun atau 80% sampai akhir November 2016. Adapun belanja non-kementerian sebesar Rp 419 triliun atau 80%, dan transfer daerah sebesar Rp 609 triliun atau 86%.
“Dari posisi itu, kami perkirakan dari sisi pendapatan mungkin dari perpajakan tidak akan jauh beda dengan target baru yang sudah diperkirakan oleh Menkeu,” katanya di Jakarta, Kamis (8/12).
Kemudian, Askolani mengatakan bahwa pihaknya membidik pendapatan dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp 25 triliun lagi di bulan Desember 2016 ini.
“Soal PNPB atau dari sisi pendapatan sudah mendekati targetnya,” ujarnya.
Askolani menambahkan, di sisi belanja ia berharap agar outlook belanja bisa dikendalikan dengan mengambil langkah penghematan. “Belanjanya, yang bisa dihemat, dihemat. Namun, yang harus belanja tetap dibelanjakan sehingga kementerian lembaga itu kami perkirakan belanjanya sekitar 97%-98% dari pagu,” jelasnya.
Pos-pos yang bisa dihemat tersebut menurutnya misalnya anggaran-anggaran untuk pensiun, cadangan belanja pegawai yang kontribusinya tidak banyak dalam anggaran, tetapi mampu mengendalikan defisit kita.
“Upaya ini sudah dilakukan sejak Desember ini. Ini akan menjadi basis perhitungan kita di akhir tahun 2016,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News