CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.513.000   -30.000   -1,94%
  • USD/IDR 15.740   98,00   0,62%
  • IDX 7.244   -140,01   -1,90%
  • KOMPAS100 1.117   -21,26   -1,87%
  • LQ45 887   -14,43   -1,60%
  • ISSI 220   -4,35   -1,94%
  • IDX30 457   -6,42   -1,38%
  • IDXHIDIV20 554   -6,30   -1,12%
  • IDX80 128   -2,00   -1,53%
  • IDXV30 139   -0,11   -0,08%
  • IDXQ30 153   -1,86   -1,20%

Ini PR yang ditinggalkan SBY kepada Jokowi


Kamis, 14 Agustus 2014 / 17:00 WIB
Ini PR yang ditinggalkan SBY kepada Jokowi


Reporter: Agus Triyono | Editor: Edy Can


JAKARTA. Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan meninggalkan beberapa pekerjaan rumah kepada presiden terpilih. Salah satu pekerjaan rumah penting adalah soal pembangunan infrastruktur.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas Armida Alisjahbana mengatakan pembangunan infrastruktur yang harus dikerjakan pemerintahan selanjutnya adalah infrastruktur kelistrikan. Menurutnya, rasio kelistrikan belum mencapai 100% seperti yang tercantum dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2014- 2019 dimana targetkan bisa mencapai 100%.

Armida mengaku tidak mudah mencapai target rasio elektrifikasi 100%. Dia bilang, pemerintah baru nanti harus membangun infrastruktur kelistrikan dengam kapasitas sebesar 42 ribu megawatt, atau setara dengan kapasitas yang dimiliki Indonesia sekarang yang sebesar 50 megawatt.

"Bayangkan dalam lima tahun harus menambah daya sampai 42 ribu padahal Pak SBY yang sepuluh tahum saja hanya mampu menambah daya sebesar 25 ribu megawatt," kata Armida saat ditemui KONTAN, Kamis (14/8).

Pekerjaan kedua adalah soal subsidi bahan bakar minyak (BBM). Armida bilang, masalah subsidi BBM akan semakin pelik bila melihat tingkat kebutuhan konsumsi yang semakin hari semakin meningkat, produksi kilang minyak di dalam negeri yang semakin menurun dan penyaluran subsidi yang tidak tepat sasaran.

Menurutnya, pemerintahan ke depan harus bisa mengembalik hakekat subsidi yaitu kepada orang dan bukan barang. Lagi-lagi,  Armida menyatakan, pekerjaan ini bukan sebuah pekerjaan mudah. "Paling tidak pemerintah ke depan harus melakukan tiga upaya, yaitu komunikasi, pentahapan dan realokasi." ucapnya.

Pekerjaan rumah ketiga adalah masalah kesejahteraan. Armida bilang sampai saat ini sekitar 30%- 40% rakyat Indonesia berpenghasilan rendah. "PR ke depan bagaimana mempercepat peningkatan kesejahteraan mereka dari sisi ekonomi," katanya.

Deputi Tim Transisi Jokowi- Jusuf Kalla Andi Wijajanto mengaku sudah menyadari beban dan tugas berat yang telah menanti pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Karena itu, pasangan presiden terpilih tersebut sedang mempersiapkan strategi dan fokus untuk mengerjakan PR tersebut.

Salah satunya dengan mencari ruang fiskal untuk mewujudkan semua program Joko Widodo- Jusuf Kalla. "Tim sedang bekerja, supaya nanti dua bulan waktu yang dimiliki Jokowi bisa dimaksimalkan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×