kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.927.000   10.000   0,52%
  • USD/IDR 16.295   -56,00   -0,34%
  • IDX 7.312   24,89   0,34%
  • KOMPAS100 1.036   -2,36   -0,23%
  • LQ45 785   -2,50   -0,32%
  • ISSI 243   1,24   0,51%
  • IDX30 407   -0,78   -0,19%
  • IDXHIDIV20 465   -1,41   -0,30%
  • IDX80 117   -0,14   -0,12%
  • IDXV30 118   -0,08   -0,07%
  • IDXQ30 129   -0,58   -0,45%

Ini pilihan satu harga untuk BBM bersubsidi


Senin, 29 April 2013 / 12:09 WIB
Ini pilihan satu harga untuk BBM bersubsidi
ILUSTRASI. Warga berjalan sambil membawa payung saat hujan di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Senin (1/11/2021). Cuaca hari ini di Jabodetabek cerah berawan hingga hujan petir, menurut ramalan BMKG. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Rencana kebijakan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi konsep satu harga tampaknya akan menjadi pilihan pemerintah, ketimbang menetapkan dua harga. Pilihan harga BBM bersubsidi satu harga itu diperkirakan tak mencapai Rp 6.500 per liter.

Pilihan harga BBM bersubsidi itu disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik, sebelum rapat kabinet terbatas yang akan digelar hari ini (29/4). "Jadi tidak mungkin Rp 6.500 (per liter), beberapa harganya nanti, kami masih hitung," ujar Jero Wacik, Senin (29/4).

Soal kemungkinan satu harga BBM bersubsidi itu, ada pada kisaran Rp 5.000 - Rp 6.000 per liter. Namun demikian, harga pastinya akan dimatangkan dalam rapat kabinet terbatas yang berlangsung di lingkungan Istana Negara.

Menurut Wacik, kelas menengah memang mengamini harga BBM bersubsidi naik menjadi Rp 6.500 per liter. Akan tetapi, kata politisi Demokrat itu, kenaikan harga BBM menjadi Rp 6.500 akan memberatkan kelas bawah. Maka itulah, Wacik mengaku mencari pilihan harga BBM bersubsidi di bawah harga Rp 6500 per liter. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×