Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai ekspor Indonesia pada November 2019 tercatat mengalami penurunan. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor merosot sebesar 5,67% yoy. Merosot ekspor ini dinilai karena pemerintah lambat melakukan diversifikasi negara tujuan ekspor.
Penurunan nilai ekspor ini lebih dalam dari penurunan nilai ekspor bulan November 2018 yang sebesar 3,28% year on year (yoy), setelah ekspor sempat tercatat naik pada November 2017 sebesar 13,18% yoy.
Baca Juga: Bisnis alat berat masih loyo, begini gambaran kinerja UNTR hingga Oktober 2019
Menurut peneliti ekonomi senior Institut Kajian Strategis Universitas Kebangsaan, Eric Sugandi, hal ini salah satunya disebabkan oleh Indonesia yang kurang cepat dalam melakukan diversifikasi pasar tujuan ekspor.
"Tujuan utama ekspor Indonesia masih China, Amerika Serikat (AS), dan Jepang. Padahal, pertumbuhan ekonomi China juga masih terkena dampak akibat perang dagang dengan AS," ujar Eric kepada Kontan.co.id, Senin (16/12).
Baca Juga: PMI Jepang terus menurun menyusul lesunya produktivitas industri
Selain diversifikasi negara tujuan yang kurang cepat, Eric juga memandang ini disebabkan oleh diversifikasi produk ekspor yang juga masih lambat. Produk ekspor Indonesia juga masih banyak berupa komoditas sumber daya alam (SDA) atau produk olahan dengan nilai tambah yang tidak terlalu banyak.