kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini langkah Kementerian PUPR untuk mengantisipasi fenomena La Nina


Sabtu, 30 Oktober 2021 / 19:55 WIB
Ini langkah Kementerian PUPR untuk mengantisipasi fenomena La Nina


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersiap mengantisipasi fenomena La Nina yang diprediksi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan terjadi pada akhir tahun 2021 yang mengancam terjadinya bencana banjir.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, Kementerian PUPR telah lama bekerja sama dengan BMKG dalam memanfaatkan data meteorologi, klimatologi dan geofisika. Data tersebut digunakan untuk melakukan prediksi banjir, pemutakhiran peta kejadian banjir dan peta prakiraan potensi banjir.

“Data-data tersebut sangat penting bagi kami dalam proses pembangunan infrastruktur dan operasi pemeliharaannya,” kata Basuki dalam acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) BMKG secara virtual, Jumat (29/10).

Basuki mengatakan, Kementerian PUPR telah menyiapkan sejumlah mitigasi bencana alam yang disebabkan oleh fenomena La Nina. Pertama, mengaktifkan Satgas Penanggulangan Bencana Pusat dan di Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) maupun Balai Wilayah Sungai (BWS) untuk melakukan monitoring terhadap semua infrastruktur yang ada di Indonesia agar dapat diketahui volume banjir yang bisa ditampung.

Baca Juga: Vale Indonesia (INCO) buka kemungkinan pembangunan PLTG dilakukan partner China

Kedua melaksanakan standar operasional prosedur (SOP) siaga bencana. Meliputi, mengosongkan tampungan dengan membuka seluruh pintu pengeluaran di 205 bendungan dengan volume tampungan sebesar 4,7 miliar m3.

Kemudian membuka pintu pengeluaran pada 12 kolam retensi dengan volume tampungan 6,8 juta m3 dan bendung gerak dengan volume tampungan 65,8 juta m3 serta mengempiskan 12 bendung karet dengan volume tampungan 7,3 juta m3.

Selanjutnya melakukan Uji Operasi Pengaliran Terowongan Nanjung pada Floodway Cisangkuy dengan kapasitas 2 x 334 m3/detik. Terowongan Nanjung ini akan mengurangi total luas genangan di Kabupaten Bandung dari semula 3.461 ha menjadi 2.761 ha yang meliputi kawasan Dayeuhkolot, Baleendah, Andir dan sekitarnya.

Kemudian Kementerian PUPR juga menyiapkan 192 unit pompa pengendali banjir dengan kapasitas 263,4 m3/detik seperti Pompa Pengendali Banjir Kali Sringin dan Pompa Pengendali Banjir Kali Tenggang.

Untuk menambah kapasitas tampung air, Kementerian PUPR tengh menyelesaikan pembangunan 39 bendungan.

Baca Juga: Dorong daya saing, Garuda Indonesia angkut garmen dan manggis ke Dubai dan China

"Karena ada prediksi badai La Nina kami harus hati-hati betul dalam melaksanakan pembangunan, jangan sampai ada kecelakaan konstruksi. Untuk itu kami menempatkan petugas di hulu cofferdam sejauh 5-10 km untuk mengamati pola debit air yang akan masuk ke sungai yang dibangun bendungan,” ujar Basuki.

Kementerian PUPR juga tengah melakukan inventarisasi bahan banjiran dan alat berat yang ada di BBWS/BWS maupun penyedia jasa yang tengah melakukan pekerjaan. “Kami sekarang menggunakan Geobag seperti yang telah kami lakukan di Kabupaten Luwu Utara karena lebih kuat dan lebih berat untuk mengarahkan debit banjir di sungai,” tambah Basuki.

Basuki juga mengingatkan pentingnya kerjasama antar kementerian dan lembaga terkait. Hal ini untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi ancaman fenomena La Nina, Misalnya, BMKG dalam memberikan prediksi serta penyebarluasan peringatan dini secara cepat, tepat dan akurat.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, memastikan kondisi hutan bagian hulu dari daerah aliran sungai (DAS) mampu mendukung pengendalian air limpasan hujan.

Kementerian PUPR dalam menyiapkan infrastruktur pengendali banjir. Kementerian Pertanian untuk mengedukasi metode pertanian terasering. Basuki mengajak seluruh Kementerian/Lembaga untuk mengantisipasi fenomena La Nina dengan memanfaatkan data BMKG sehingga mengurangi dampak bencana alam.

“Kalau nanti terjadi bencana akibat badai La Nina, kami mengajak semua Kementerian/Lembaga untuk menjadi subsistem Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Kita semua mengikuti arahan BNPB yang menjadi leading sector, selama ini kami di Kementerian PUPR telah melakukan hal tersebut,” kata Basuki.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan melalui Rakornas BMKG ini diharapkan dapat mewujudkan pencegahan korban dan kerusakan akibat fenomena La Nina maupun cuaca ekstrem lainnya.

Selanjutnya: Transaksi belanja BUMN untuk UMKM lewat platform PaDi capai Rp 13,8 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×