kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini kendala pengembangan kawasan Suramadu


Jumat, 07 September 2012 / 18:13 WIB
Ini kendala pengembangan kawasan Suramadu
ILUSTRASI. Petugas Palang Merah Indonesia (PMI) menunjukkan plasma konvalesen dari pendonor penyintas COVID-19 di PMI Solo, Jawa Tengah. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/wsj.


Reporter: Oginawa R Prayogo | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Masalah ketersediaan lahan ternyata menjadi salah satu masalah dari pengembangan wilayah kawasan jembatan Surabaya - Madura (Suramadu). Masalah lainnya adalah, konsep studi pembangunan yang masih jalan di tempat alias baru berada ditataran konsep.

Hal tersebut disampaikan Luky Eko Wuryanto, Deputi Koordinasi Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian di Jakarta, Jumat (7/9). "Pembangunannya ternyata masih konsep. Soal nanti dibangun apa, yang penting tersedia lahannya dulu agar bisa dibangun," tuturnya saat ditemui KONTAN, Jumat (7/9).

Menurut website resmi Badan Pengembangan Wilayah Surabaya Madura (BPWS) pembangunan infrastruktur wilayah tersebut dibagi dalam 3 kawasan, yaitu Kawasan Kaki Jembatan Sisi (KKJS) Surabaya, Kawasan Kaki Jembatan Sisi (KKJS) Madura, dan kawasan khusus di Utara Pulau Madura, masing-masing dengan luas 600 ha.

Menurut Luky pengembangan kaki jembatan Suramadu akan diarahkan untuk spot bisnis. Sementara kawasan yang ada di Madura dibangun industri. "Rencana pengembangan sesuai dengan nilai tanahnya dan sesuai fungsi Rencana Tata Ruang dan Rencana Tata Wilayah (RTRW)," kata Luky.

Awal pekan lalu, Gubernur Jawa Timur, Soekarwo mengatakan, rencana pengembangan kawasan Suramadu sudah ada sejak lama. Hal ihwal pembangunan kawasan itu sesuai dengan Perpres tahun 2008 yang kemudian diperbarui dengan Perpres 23 tahun 2009.

Soekarwo memperkirakan, jika pembangunan kaki jembatan Suramadu direalisasikan, maka pertumbuhan ekonomi di wilayah Jawa Timur berpotensi tumbuh 8%. "Kalau nanti dibangun pelabuhan, kereta double track, bandara, shelter energi maka pabrik (investor) pasti mendekat," jelas Soekarwo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×