kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Ini hasil temuan awal CSIS soal karakteristik dan sebaran virus corona di Indonesia


Sabtu, 11 April 2020 / 05:30 WIB
Ini hasil temuan awal CSIS soal karakteristik dan sebaran virus corona di Indonesia


Reporter: kompas.com | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia mengeluarkan kajian karakteristik dan persebaran virus corona di Indonesia.

Kajian ini CSIS kerjakan berdasarkan data perkembangan kasus virus corona yang Kementerian Kesehatan rilis pada 1 Maret-1 April 2020.

Dari pengumpulan data-data tersebut, CSIS mendapati pemetaan karakter epidemiologi dari Covid-19 yang terjadi di Indonesia.

Pola penyebaran kasus

Pada awal periode infeksi, beberapa kasus melibatkan warga negara asing (WNA) seperti yang terjadi pada kasus 1 dan kasus 2.

Baca Juga: Pakar ini bilang Indonesia perlu bersiap hadapi lonjakan kasus virus corona, kenapa?

Kemudian mulai ketemu imported cases juga seperti pada kasus 6 yang merupakan warga Indonesia anak buah kapal (ABK) dari kapal pesiar Diamond Princess yang sebelumnya di karantina selama 14 hari di Jepang karena berpenumpang positif Covid-19.

Saat itu juga mulai terdapat banyak imported cases lain, dari warga Indonesia yang pulang dari bepergian ke luar negeri.

Namun, jumlah pasien Covid-19 warga negara asing (WNA) menurun di periode kedua penelitian, yakni setelah pemerintah menyatakan status darurat pada 14 Maret 2020.

"Sebetulnya, walau proporsi penderita warga negara asing di minggu awal relatif tinggi (awal Maret), seiring waktu proporsinya menurun," ujar Direktur Eksekutif CSIS Indonesia, Head, CSIS Disaster Management Research Unit, Philips Vermonte, Jumat (10/4).

Baca Juga: Jangan sampai terbalik saat menggunakan masker kain, ini alasannya

Kemudian, hingga mencapai jumlah kasus 1.000 secara nasional, lebih dari 50% kasus positif berada di Jakarta.

Di antara penambahan kasus baru sebesar 153 orang pada 27 Maret 2020, saat angka kasus positif di Indonesia melampaui titik 1.000 kasus, 83 kasus baru tersebut ada di DKI Jakarta.

Setelah itu, mulai teridentifikasi kluster-kluster besar lain, di mana proses infeksi virus ini diduga terjadi bahkan sebelum kasus pertama pemerintah umumkan.

Kluster-kluster ini berasal dari forum-forum pertemuan yang melibatkan banyak orang, yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

Baca Juga: Hari pertama PSBB DKI Jakarta, jumlah pasien positif 1.810, meninggal 156



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×