CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.292   48,06   0,66%
  • KOMPAS100 1.122   5,11   0,46%
  • LQ45 886   -1,24   -0,14%
  • ISSI 222   1,91   0,87%
  • IDX30 456   -1,42   -0,31%
  • IDXHIDIV20 551   -2,97   -0,54%
  • IDX80 128   0,18   0,14%
  • IDXV30 138   -1,25   -0,90%
  • IDXQ30 153   -0,58   -0,38%

Ini faktor yang membuat neraca perdagangan Agustus surpus US$ 85,1 juta


Senin, 16 September 2019 / 13:33 WIB
Ini faktor yang membuat neraca perdagangan Agustus surpus US$ 85,1 juta
ILUSTRASI. Aktivitas pelabuhan Tanjung Priok


Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia Agustus 2019 surplus US$ 85,1 juta atau US$ 0,08 miliar.

Ini disebabkan oleh surplus sektor nonmigas sebesar US$ 840,2 juta, meski ada sumbangan defisit dari sektor migas sebesar US$ 755,1 juta.

"Dipengaruhi juga oleh perkembangan harga komoditas baik migas maupun non migas dari Juli hingga Agustus 2019 yang masih sangat fluktuatif," kata Kepala BPS Suhariyanto, Senin (16/9).

Dilihat dari sektor nonmigas, beberapa komoditas mengalami kenaikan harga, seperti nikel, minyak kernel, perak, dan emas. Sementara ada juga yang mengalami penurunan harga, seperti karet, batubara, cokelat, timah, seng, tembaga, dan aluminium.

Baca Juga: BPS: Neraca perdagangan Agustus surplus US$ 85,1 juta

Turunnya harga karet dan batubara ini juga dianggap akan membawa dampak, karena kedua komoditas ini merupakan komoditas andalan Indonesia.

Lalu pada sektor migas, defisitnya dipengaruhi juga oleh harga minyak mentah Indonesia (ICP) yang turun menjadi US$ 57,27 per barel pada Agustus 2019 dari US$ 61,32 di bulan Juli 2019.

BPS juga menyampaikan, bahwa bila dilihat secara akumulatif dari bulan Januari 2019 - Agustus 2019, neraca perdagangan mengalami defisit tipis sebesar US$ 1,81 miliar.

"Kondisi ini dengan memperhatikan kondisi perekonomian global yang melambat juga memenuhi banyak tantangan," tambah Suhariyanto.

Baca Juga: Tahun 2020, Indonesia menjadi kiblat fesyen muslim dunia

Untuk ke depannya, Indonesia juga dinilai akan menemui banyak tantangan untuk memperbaiki, bahkan mempertahankan kondisi neraca perdagangan Indonesia. Yang menjadi pertimbangan adalah masih adanya kondisi ketidakpastian global.

Sebagai tambahan informasi, ekspor Agustus 2019 turun 7,60% (mom) atau sebesar US$ 14,28 miliar. Meski begitu, impor pada Agustus 2019 juga turun lebih besar, yaitu 8,53% (mom) atau sebesar US$ 14,20 miliar, sehingga neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×