kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.606.000   15.000   0,94%
  • USD/IDR 16.290   50,00   0,31%
  • IDX 7.257   75,31   1,05%
  • KOMPAS100 1.072   13,85   1,31%
  • LQ45 846   11,73   1,41%
  • ISSI 216   3,00   1,41%
  • IDX30 435   5,37   1,25%
  • IDXHIDIV20 520   7,40   1,44%
  • IDX80 122   1,62   1,34%
  • IDXV30 124   0,62   0,50%
  • IDXQ30 143   2,07   1,47%

Ini Faktor Kunci yang Jadi Penentu Keberhasilan Implementasi DHE SDA


Rabu, 22 Januari 2025 / 19:45 WIB
Ini Faktor Kunci yang Jadi Penentu Keberhasilan Implementasi DHE SDA
ILUSTRASI. Bongkar muat petikemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (16/1/2025). Penukaran devisa hasil ekspor (DHE) SDA ke rupiah untuk kebutuhan operasional perusahaan akan menciptakan permintaan terhadap rupiah.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kepatuhan eksportir dinilai menjadi kunci suksesnya implementasi revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2023 mengatur tentang Devisa Hasil Ekspor (DHE) dari Sumber Daya Alam (SDA).

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, menilai, retensi 100% DHE SDA yang wajib disimpan dalam negeri selama 12 bulan diperkirakan bisa meningkatkan pasokan valas di pasar domestik.

Josua menyebut, dengan lebih banyak devisa hasil ekspor yang disimpan di perbankan dalam negeri, maka tekanan terhadap nilai tukar rupiah dapat berkurang.

Baca Juga: Kebijakan Wajib Parkir DHE SDA 100% Minimal 1 Tahun Berpotensi Sumbang 1% ke PDB

Selain itu, penukaran sebagian DHE ke rupiah untuk kebutuhan operasional perusahaan akan menciptakan permintaan terhadap rupiah, berpotensi memperkuat nilai tukar.

Meski demikian, ia menyebut, kepatuhan eksportir menjadi kunci implementasi kebijakan DHE SDA ini bisa terealisasi dan bermanfaat banyak bagi perekonomian.

Sebab jika eksportir mencari cara untuk menghindari retensi atau jika kebutuhan valas di pasar domestik tetap tinggi, dampak positif terhadap rupiah bisa berkurang.

“Kepatuhan eksportir, kualitas implementasi kebijakan, dan kondisi eksternal seperti kebijakan The Fed atau volatilitas global dapat mempengaruhi dampak kebijakan penempatan DHE SDA tersebut pada nilai tukar rupiah,” tutur Josua kepada Kontan, Rabu (22/1).

Baca Juga: Sektor Migas Bebas dari Kewajiban Parkir DHE SDA 100%

Padahal, Josua menghitung, estimasi penguatan nilai tukar rupiah bergantung pada tingkat kepatuhan eksportir dan mekanisme implementasi kebijakan DHE SDA. Jika kebijakan berhasil mendorong retensi devisa hingga US$ 90 miliar, maka pasokan valas domestik akan meningkat signifikan.

Bila implementasi tersebut berhasil, maka dapat memperkuat rupiah hingga 2%-4% dalam jangka pendek, bila melihat pola sebelumnya ketika aliran masuk valas meningkat.

Mendukung Stabilitas Makroekonomi

Josua menilai, bila cadangan devisa meningkat berkat implementasi kebijakan DHE SDA yang baru maka bisa turut juga mendukung stabilitas makroekonomi, memperkuat kepercayaan investor asing, dan menurunkan biaya pembiayaan untuk sektor korporasi.

Ia menggambarkan, dengan penempatan DHE dalam instrumen keuangan domestik, perbankan dapat memiliki likuiditas lebih untuk disalurkan ke sektor produktif, yang dapat meningkatkan pertumbuhan kredit dan investasi.

Baca Juga: Simpan DHE SDA 100% Jangkan 1 Tahun, Positif Ke Ekonomi Tapi Bikin Buntung Eksportir

Sejalan dengan itu, penukaran DHE ke rupiah untuk kebutuhan operasional perusahaan seperti belanja lokal, pembayaran pajak, gaji juga dapat mendorong aktivitas ekonomi domestik.

Jika US$ 90 miliar benar-benar disimpan dan sebagian besar dikonversi, potensi tambahan pada produk domestik bruto (PDB) sebesar 0,5%-1,0%.

Meski begitu, Josua menambahkan, implementasi kebijakan harus diimbangi dengan pengawasan yang ketat oleh Bank Indonesia dan OJK.

Kebijakan juga ini harus diikuti oleh reformasi investasi untuk mendorong penggunaan devisa dalam negeri, seperti pengembangan infrastruktur, hilirisasi, atau sektor manufaktur.

Baca Juga: Kebijakan Wajib Parkir Devisa Hasil Ekspor SDA 100% Dimulai Maret 2025

Kekhawatiran tersebut dilihat, karena hingga saat ini masih banyak eksportir yang menyimpan devisanya di luar negeri karena kurangnya insentif menarik bagi eksportir untuk mematuhi aturan.

“Ketidakpastian global, kebutuhan valas untuk ekspansi bisnis di luar negeri, dan hambatan administratif dapat menghalangi pencapaian target,” tambahnya.

Selanjutnya: Market Cap Gojek Tokopedia (GOTO) Rp 100 Triliun, Cek Prospek & Rekomendasi Sahamnya

Menarik Dibaca: 5 Kebiasaan Sehat yang Harus Diajarkan kepada Anak Setiap Hari, Orang Tua Wajib Tahu!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×