kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini dia tiga bencana besar menyusul datangnya musim hujan


Senin, 14 November 2011 / 18:30 WIB
Ini dia tiga bencana besar menyusul datangnya musim hujan
ILUSTRASI. Piala Dunia U20 2021 ditunda, tuan rumah Indonesia rugi. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/wsj.


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Saat ini, musim hujan sudah tiba. Badan Nasional Penanggulang Bencana (BNPB) menegaskan, banyak hal yang perlu diwaspadai memasuki musim ini.

Ketua BNPB Syamsul Muarif menyebutkan, ada tiga kejadian bencana berskala besar yang perlu diantisipasi. "Ketiganya itu kemungkinan bencana banjir," katanya di Kantor Wakil Presiden, Senin (14/11).

Pertama, banjir lahar dingin di Merapi. Syamsul menyebutkan, di lereng Merapi masih ada 90 juta meter kubik material erupsi yang menumpuk dan bisa berpotensi menjadi banjir lahar dingin.

Sejumlah antisipasi sudah dipersiapkan oleh pemerintah. Antara lain dengan memasang alat pemantau aliran lahar dingin di 13 sungai yang menampung aliran lahar dingin itu ke bawah, termasuk di antaranya Kali Krasak dan Kali Code. Pemerintah juga memasang sensor penakar hujan maupun kamera web di berbagai titik.

Selain itu juga akan dilakukan pemetaan detail endapan vulkanik untuk mengetahui berapa persisnya ketebalan di berbagai titik. "Sistem peringatan dini dan penguatan dinding-dinding sungai juga terus berjalan," katanya.

Kedua, banjir di Bengawan Solo yang mengancam wilayah Bojonegoro, Lamongan, Tuban, dan Gresik. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto menjelaskan, banjir di daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo hanya mungkin diatasi secara tuntas jika pemerintah membangun Waduk Jipang di kawasan perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Namun yang jadi permasalahan pembangunan waduk ini menuntut pemindahan 78.000 penduduk yang berdiam di sana. Dengan begitu, dalam waktu dekat, pembangunan waduk ini tampaknya belum menjadi pilihan pemerintah. Hal yang dipilih pemerintah dengan mengurangi dampak banjir dengan pengelolaan sungai yang lebih baik. Antara lain, dengan memperbaiki dinding sungai serta membangun sistem informasi banjir yang efektif.

Ketiga, banjir di DKI Jakarta. Pemerintah mengklaim untuk mengatasi kemungkinan banjir di Jakarta, semenjak banjir besar Jakarta 2007 lalu, sudah banyak perbaikan yang berjalan. Penyelesaian Kanal Banjir Timur sejak awal 2010 dirasa sangat menolong mengurangi banjir di kawasan timur Jakarta.

Selain itu, pemerintah DKI Jakarta sudah membangun dinding-dinding penahan air pasang untuk mencegah kejadian seperti 2007, ketika curah hujan yang tinggi datang berbarengan dengan air pasang sehingga terjadi banjir besar.

Pemerintah pusat juga terus melanjutkan rehabilitasi sungai di Jakarta yang menjadi wewenang pusat. Ada tiga proyek rehabilitasi sungai yang kini sedang berlangsung di Kali Angke, Kali Pesanggrahan, dan Kali Sunter. Pengerukan sungai dan pembangunan turap dinding sungai ini akan selesai pada 2013 nanti. " Sudah berjalan sebagai proyek tahun ganda dan akan selesai pada 2013 nanti," kata Djoko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×