Sumber: TribunNews.com | Editor: Azis Husaini
Kemudian pelatihan Advanced Executive Development Program, Centris Group, Airfinance Management Seminar, San Francisco, USA, The 3rd ASEM Transport Ministers Meeting, Latvia, Asset Assurance Training by Underwriter Hardys’ Syndicate, London, Inggris.
Diberitakan sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan operasi tangkap tangan (OTT) di daerah Jakarta Selatan, Rabu (31/7) malam.
Dari giat operasi senyap ini, KPK mencokok lima orang dari unsur direksi PT Angkasa Pura (AP) II, pihak dari PT INTI (Persero) dan pegawai masing-masing BUMN yang terkait. Berdasarkan informasi yang dihimpun, salah satu direksi PT AP II yang ditangkap menjabat sebagai direktur keuangan.
Baca Juga: Dirkeu AP II ditangkap, Sinergi BUMN Institute: Ubah pola rekrutmen yang tertutup
Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan menjelaskan, diduga telah terjadi penyerahan uang untuk salah satu direksi di PT AP II terkait dengan proyek yang dikerjakan oleh PT INTI.
Dalam giat operasi senyap ini, Basaria mengungkapkan, Tim Satgas KPK menemukan uang dalam bentuk dolar singapura sekira 90 ribuan yang jika dirupiahkan menyentuh angka Rp 1 miliar.
Tanggapan PT INTI
PT INTI (Persero) menyatakan mengikuti seluruh proses hukum di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait operasi tangkap tangan (OTT) yang melibatkan perusahaanya, PT Angkasa Pura II (Peesero) dan pejabat BUMN lainnya pada Rabu (31/7/2019) malam.
Sekretaris Perusahaan PT INTI Gde Pantid Andika mengatakan, pihaknya akan bersikap kooperatif terhadap penyelidikan KPK yang masih berjalan.
Baca Juga: KPK tangkap Direktur AP II yang diduga terima uang dari proyek PT INTI
"Untuk saat ini terkait pemberitaan yang menyebutkan nama institusi PT INTI (Persero) di dalamnya, Perusahaan akan bersikap kooperatif dan mengikuti prosedur standar operasi yang berlaku," kata Gde Pantid Andika dalam keterangannya, Kamis (1/8/2019).