Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin memaparkan sejumlah komoditas menyumbang indeks harga konsumen (inflasi) Januari 2014.
Menurut catatan BPS, sejumlah bahan pangan dan hortikultura yang cepat rusak, banyak menyumbang inflasi pada awal tahun 2014. Hal ini disebabkan oleh cuaca buruk sehingga menggangu produksi juga distribusi.
Namun secara keseluruhan, penyumbang terbesar adalah konsumsi bahan bakar rumah tangga, dengan kontribusi sebesar 0,17 persen.
"Perubahan harga bahan bakar rumah tangga 11,25 persen. Ini karena ada kebijakan dari Pertamina tentang penaikan elpiji 12 kilogram," terang Suryamin, di kantornya, Senin (3/2/2014).
Terdapat 82 kota yang mencatatkan kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dengan kontribusi utama adalah bahan bakar rumah tangga. Kenaikan harga tertinggi terjadi di Meulaboh Aceh, sebesar 47 persen, dan satu kota harganya stabil, yakni di Tual.
Andil kedua datang dari ikan segar dengan andil sebesar 0,12 persen. Komoditas tersebut mengalami kenaikan harga 3,62 persen dibanding tahun sebelumnya. Ini disebabkan lantaran kurangnya pasokan akibat cuaca yang kurang bagus.
Selanjutnya, komoditas cabai merah dengan andil 0,08 persen, karena perubahan harganya yang mencapai 8,1 persen. Penyebabnya adalah karena cuaca buruk yang menyebabkan produksi berkurang dan juga gangguan distribusi.
Dalam hal ini terjadi kenaikan harga cabai merah di 51 kota IHK, dan tertinggi terjadi di Metro Lampung dengan kenaikan 42 persen.
Daging ayam ras dan telur ayam ras masing-masing menyumbang 0,06 terhadap inflasi Januari 2014. "Ini disebakan pasokan yang berkurang karena banjir," imbuh Suryamin.
Beras juga menyumbang inflasi bulanan awal tahun ini, meski tidak terlalu tinggi yakni 0,05 persen. Disebabkan lantaran masih dalam musim tanam sehingga pasokan berkurang.
Adapun tiga hortikultura yakni tomat sayur, bayam, dan kangkung harganya naik lebih dari 100 persen di berbagai daerah, lantaran cuaca buruk. Seperti yang terjadi di Pangkal Pinang misalnya, harga tomat sayur terkerek naik 100-183 persen, sementara harga kangkung naik 181 persen.
Di Tembilahan, harga bayam naik 100 persen. Sementara, di Tanjung Pandan, harga kangkung naik 136 persen.
"Cabai rawit andilnya dalam inflasi 0.02, dengan kenaikan harga cukup tinggi sebesar 23,89 persen. Ini disebabkan pasokan berkurang karena hujan. Kenaikan harga cabai rawit tertinggi di Jambi 91 persen dan Tembilahan, 85 persen," pungkas Suryamin. (Estu Suryowati)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News