kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Ini Dia Manfaat Percepatan Realisasi Belanja Negara ke Pertumbuhan Ekonomi


Selasa, 07 November 2023 / 04:45 WIB
Ini Dia Manfaat Percepatan Realisasi Belanja Negara ke Pertumbuhan Ekonomi
ILUSTRASI. Memegang peran penting sebagai peredam guncangan perekonomian, belanja negara produktif perlu dipercepat.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memegang peran penting sebagai peredam guncangan perekonomian, belanja negara produktif perlu dipercepat.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengungkapkan, salah satu belanja yang perlu didorong adalah belanja yang langsung diterima dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Selain catatan belanja pemerintah kemudian moncer dan mendukung perhitungan pertumbuhan, ini juga akan mendorong pertumbuhan konsumsi rumah tangga. 

"Seperti, bantuan sosial dan subsidi akan mendukung konsumsi khususnya rumah tangga berpendapatan rendah hingga menengah," tutur Andry kepada Kontan.co.id, Senin (6/11). 

Selain itu, Andry juga meminta penyaluran belanja barang, belanja pegawai, dan belanja modal harus dicairkan lebih cepat untuk memberi dampak langsung dan dampak multiplier terhadap perekonomian. 

Baca Juga: Rupiah Kembali ke Level Rp 15.500 Per Dolar AS, Bagaimana Fundamentalnya?

Nah, Kementerian Keuangan juga pernah berjanji, untuk mengebut belanja dalam mencapai target defisit APBN 2023 di kisaran 2,30% dari produk domestik bruto (PDB). Meski per akhir kuartal III-2023 APBN 2023 masih surplus 0,32% PDB. 

Dengan demikian, akan ada realisasi belanja yang besar, penerimaan pajak yang diyakini masih akan terjaga, dan rencana penerbitan utang. Nah, likuiditas dari upaya pemerintah dalam mengejar target defisit fiskal tersebut diperkirakan akan mencapai sekitar Rp 454 triliun. 

Angka ini tak hanya mendorong stimulus terhadap konsumsi rumah tangga, tetapi juga, "Akan meningkatkan likuiditas perbankan yang saat ini dalam kondisi ketat," tambah Andry. 

Selain itu, Andry juga melihat dana pemerintah daerah di perbankan mulai menurun pada kuartal III-2023 yang mengindikasikan adanya penggunaan dana untuk pembangunan dan belanja yang bisa mendukung perekonomian. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×