kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Ini dia kesepakatan final asumsi makro 2011


Senin, 25 Oktober 2010 / 16:36 WIB
Ini dia kesepakatan final asumsi makro 2011


Reporter: Martina Prianti | Editor: Edy Can

JAKARTA. Pemerintah dan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat akhirnya sepakat menetapkan asumsi makro Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2011. Asumsi final ini disepakati dalam rapat kerja di DPR bersama Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia. Angkanya tak banyak berubah dengan yang disepakati dengan Komisi XI DPR beberapa waktu lalu.

Wakil Ketua Badan Anggaran DPR Olly Dondukambe mengungkapkan asumsi tersebut. Untuk pertumbuhan ekonomi dipatok sebesar 6,4%. Dia menjelaskan, asumsi pertumbuhan ekonomi 6,4% itu didukung oleh perkiraan kontribusi konsumsi rumah tangga 57,1% , konsumsi pemerintah 9,4%, investasi 31%, dan net ekspor 2,4%.

"Pertumbuhan ekonomi tersebut dari sisi produksi didukung oleh pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi 12,6%, sektor pertanian 4%, dan sektor industri pengolahan 4,5%," ucap Olly dalam rapat tersebut, Senin (25/10).

Untuk asumsi inflasi, disepakati 5,3%. Asumsi itu didukung oleh perkiraan stabilnya nilai tukar rupiah, distribusi, dan pasokan bahan pangan pokok yang semakin baik, serta mengantisipasi dampak kebijakan harga yang ditetapkan pemerintah.

Kemudian untuk nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS), dipatok sebesar Rp 9.250 per dollar AS. Perkiraan itu dipengaruhi pertama, kinerja neraca pembayaran Indonesia diperkirakan cukup baik meskipun dapat lebih rendah dari tahun sebelumnya. Faktor kedua, peningkatan impor di tengah akselerasi ekonomi domestik yang masih cukup kuat sehingga surplus transaksi berjalan sedikit menurun. Selain itu, membaiknya sovereign credit rating, stabilnya makro ekonomi,dan masih menariknya suku bunga efektif dalam rupiah.

Untuk tingkat suku bunga SBI tiga bulan ditetapkan 6,5%. Asumsi harga minyak mentah dibanderol sebesar US$ 80 per barel. Harga ini sudah memperhitungkan suplai minyak dunia dari negara OPEC maupun non OPEC.

Selanjutnya untuk asumsi produksi minyak (lifting) dipatok 970.000 barel per hari. "Pencapian lifting minyak itu melalui upaya optimalisasi dari lapangan existing, penambahan proyek enhanced oil recovery dan produksi dari lapangan baru," kata Olly.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait


TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×