Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Amal Ihsan
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) baru saja menaikkan suku bunga Fasilitas Simpanan BI atau Fasbi rate 25 basis poin menjadi 4,25%. Bank sentral mengungkapkan, ini adalah tindakan pre-emptive untuk menahan pelemahan rupiah dan menahan dampaknya ke inflasi.
"Itu adalah salah satu sinyal kesiapan kita untuk merespons perkembangan moneter, dengan adanya likuiditas di pasar," kata Gubernur BI Agus Martowardojo di gedung DPR, Rabu (12/6). Agus bilang, saat ini rupiah banyak digunakan untuk membeli valuta asing (valas).
Makanya, BI menyiapkan jumlah Rupiah yang memadai. "Ini seperti lelang SBN, prinsipnya adalah memberikan dana rupiah kepada pasar,“ ujarnya. Selain itu, BI merilis kebijakan ini karena mewaspadai ancaman inflasi.
Menurut Agus, pelemahan rupiah terjadi karena faktor eksternal kondisi pasar global dan faktor internal berupa permintaan dollar yang besar dari korporasi pada pertengahan tahun. "Ini untuk memenuhi kewajiban dan pembayaran utang mereka," katanya.
Maka dari itu, ia menilai kenaikan Fasbi rate ini akan berdampak baik terhadap rupiah. "Kami melihat ini akan membawa kondisi yang lebih baik," kata Agus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News