kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45932,90   4,55   0.49%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini Daftar Risiko yang Harus Dihadapi Indonesia dan Negara Berkembang Lainnya


Jumat, 14 Januari 2022 / 07:50 WIB
Ini Daftar Risiko yang Harus Dihadapi Indonesia dan Negara Berkembang Lainnya
ILUSTRASI. Bank Dunia optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5,2% yoy pada tahun 2022.? KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Dunia optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5,2% yoy pada tahun 2022. Namun, pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2023 diperkirakan turun tipis ke 5,1% yoy. 

Sayangnya, Bank Dunia masih melihat ada beberapa risiko yang berpotensi menekan prospek pertumbuhan ekonomi 2022-2023 negara-negara di dunia, termasuk Indonesia. 

“Untuk pertumbuhan ekonomi regional masih dipengaruhi oleh perkembangan Covid-19 seperti varian Omicron yang menimbulkan Bank Dunia dalam laporan Global Economic Prospects, seperti dikutip Jumat (14/1). 

Risiko pandemi Covid-19 ini makin kuat di negara-negara yang memiliki tingkat vaksinasi dan tingkat pengetesan Covid-19 yang rendah. Pasalnya, ini akan membatasi mobilitas, menurunkan kepercayaan konsumen, dan terhambatnya pemulihan ekonomi. 

Baca Juga: Pendapatan Per kapita Rendah, 70% Negara Berkembang Masih Sulit Naik Kelas

Risiko selanjutnya datang dari peningkatan harga (inflasi) yang signifikan di berbagai negara. Ini didorong oleh gangguan rantai pasok dan kekurangan pasar tenaga kerja sehingga mendorong lonjakan inflasi pangan dan energi. 

Efek inflasi ini adalah, negara maju kemudian menaikkan suku bunga kebijakan dan menyebabkan hengkangnya arus modal dari negara berkembang dan implikasinya pada pelemahan nilai tukar, hingga pengaruh ke utang. 

Risiko lainnya datang dari perlambatan pertumbuhan ekspor karena permintaan global yang lebih lemah, gangguan pasokan, kekurangan tenaga kerja, sehingag peningkatan biaya pengiriman. 

Pandemi bisa mengganggu proses produksi di negara-negara dan di mitra dagang regional sehingga mengakitabkan kelangkaan bahan baku vital dan juga menghambat proses pengiriman. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×