Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Federasi Rusia Vladimir Putin telah menggelar pertemuan bilateral di Istana Konstantinovsky, St. Petersburg, Rusia pada Kamis, 19 Juni 2025.
Pertemuan ini menghasilkan sejumlah kesepakatan yang memperkuat kemitraan strategis antara Indonesia dan Rusia di berbagai bidang.
Presiden Putin mengatakan, hubungan bilateral kedua negara berkembang berdasarkan prinsip kepercayaan dan persahabatan. Tahun ini Indonesia – Rusia merayakan 75 tahun hubungan bilateral.
Dia juga menyebut bahwa pertemuan hari ini dilakukan dalam negosiasi yang konstruktif. Indonesia – Rusia membahas kompleks isu – isu bilateral dan juga membahas isu isu internasional. Dalam deklarasi yang diadopsi hari ini, Indonesia – Rusia mencatat tujuan serius dan bertanggungjawab di berbagai bidang.
“Kita menandatangani sejumlah dokumen dan perjanjian kerja sama. Indonesia ialah mitra kunci Rusia di Kawasan Asia Pasifik,” ujar Putin usai pertemuan, dipantau dari Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (19/6).
Putin mengatakan bahwa volume perdagangan kedua negara pada tahun 2024 mencapai US$ 4,3 miliar. Adapun, volume perdagangan selama Januari – April 2025 naik 40%.
“Kami juga memperluas pasokan gandum Rusia ke Indonesia dan pasokan produksi pertanian Indonesia ke Rusia,” ucap Putin.
Baca Juga: Presiden Prabowo Bertemu Presiden Putin di Istana Konstantinovsky
Putin menambahkan bahwa pada April 2025, Indonesia – Rusia menandatangani memo saling pengertian di bidang infrastruktur halal. Dokumen ini membuka peluang baru untuk ekspor produk peternakan ke Indonesia.
“Pada April kita menyelenggarakan sidang komisi bersama Rusia dan Indonesia di bidang ekonomi, perdagangan, teknologi, dan forum bisnis,” kata Putin.
Lebih lanjut Putin meyakini bahwa Indonesia – Rusia akan mendapat peluang baru untuk kerja sama sesudah menandatangani perjanjian perdagangan Indonesia – Eurasian Economic Union (EAEU) Free Trade Agreement (FTA).
“Harapan saya bahwa perjanjian ini akan ditandatangani dalam waktu dekat,” ujar Putin.
Selain itu, Rusia terbuka untuk kerja sama bidang nuklir dengan Indonesia. Hal ini disampaikan usai pertemuan bilateral Presiden Vladimir Putin dan Presiden Prabowo Subianto.
"Kami terbuka untuk kerja sama dengan mitra Indonesia di bidang nuklir. Kami juga berkeinginan untuk merealisasikan proyek nuklir di bidang damai. Termasuk bidang Kesehatan, pertanian, dan pelatihan staf," ujar Putin.
Putin juga menyampaikan minat Rusia menambah kerja sama di bidang teknologi canggih. Termasuk penjelajahan luar angkasa dengan tujuan damai, smart city, kecerdasan buatan.
"Selama lebih 6 tahun di pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan Rusia di Jakarta kami mengatur dan mengadakan konser dan pameran dan pertunjukan seni Rusia," kata Putin.
Pada kesempatan yang sama, Presiden Prabowo mengatakan bahwa Rusia selalu menjadi mitra penting Indonesia di bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Prabowo juga bilang pada saat awal kemerdekaan, Rusia yang saat itu Uni Soviet membantu berbagai pembangunan di Indonesia.
“Di semua bidang ekonomi, kerja sama teknis, perdagangan, investasi, pertanian, semua telah mengalami peningkatan yang berarti,” ucap Prabowo.
Salah satu hasil dari penguatan hubungan bilateral tersebut adalah dibukanya penerbangan langsung Rusia–Indonesia. Bahkan saat ini, penerbangan Moskow-Bali memiliki jadwal tiga hingga empat kali dalam satu minggu.
"Kami membuka peluang silakan kalau mau menambah penerbangan tidak hanya ke Bali tapi ke kota-kota lain di Indonesia,” jelas Presiden Prabowo.
Di bidang pendidikan, Indonesia berkomitmen meningkatkan jumlah pelajar yang dikirim ke Rusia. Presiden Prabowo juga menyampaikan apresiasi atas dukungan Rusia terhadap keanggotaan penuh Indonesia dalam BRICS.
Baca Juga: Bertolak dari Singapura, Presiden Prabowo Lanjutkan Kunjungan ke Rusia
Adapun daftar dokumen kerja sama yang disepakati meliputi:
1. Persetujuan antara Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia dan Kementerian Sains dan Pendidikan Tinggi Federasi Rusia tentang Kerja Sama di Bidang Pendidikan Tinggi.
2. Memorandum Saling Pengertian antara Kementerian Perhubungan Republik Indonesia dan Kementerian Perhubungan Federasi Rusia tentang Kerja Sama di Sektor Transportasi.
3. Memorandum Saling Pengertian antara Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia dan Kementerian Pengembangan Digital, Komunikasi, dan Media Massa Federasi Rusia tentang kerja sama di bidang pengembangan digital dan media massa.
4. Nota Kesepahaman antara Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (DANANTARA) dan Joint Stock Company “Management Company of Russian Direct Investment Fund". Ini adalah perjanjian tentang pendirian platform investasi Rusia – Indonesia dengan dana 2 miliar euro.
Dihubungi secara terpisah, Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin menyoroti kerja sama pendirian platform investasi Rusia - Indonesia.
Menurutnya, kerja sama itu perlu mendapatkan penjelasan dari Danantara terkait platform tersebut. Minimal mengenai apa peran dan untuk apa modal EUR 2 miliar tersebut akan digunakan.
"Tanpa informasi yang memadai, kita sulit melakukan proyeksi," ucap Wijayanto saat dihubungi Kontan, Jumat (20/6).
Akan tetapi, apa pun itu, Wijayanto menilai MoU ini patut disyukuri mengingat selama ini realisasi investasi antar kedua negara terbilang sangat kecil.
"Banyak komitmen investasi Russia yang tidak terealisir. Semoga pertemuan kedua kepala negara dapat meningkatkan kerjasama investasi antar kedua negara," ujar Wijayanto.
Baca Juga: Usai Bertemu Prabowo, Vladimir Putin Bersedia Menambah Pasokan Minyak ke Indonesia
Selanjutnya: 115 WNI di Iran Bakal Segera Dievakuasi ke Azerbaijan dengan Bus
Menarik Dibaca: Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok di Jabodetabek 21-22 Juni, Wilayah Ini Hujan Lebat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News