Sumber: Kompas.com | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Seorang wanita paruh baya bersama anaknya mendatangi kantor Lurah Lenteng Agung untuk bertemu Susan. Wanita tersebut, dengan menahan isak tangis, mengadu kepada Susan Jasmine Zulkifli, sang lurah, bahwa KTP yang dia inginkan tak kunjung jadi.
Padahal, dia telah membayar uang sejumlah Rp 500.000 kepada seorang oknum pegawai kelurahan.
"Saya sampai enggak punya uang buat makan sampai dikasih sama orang. Katanya, dia yang ngurusin bisa jadi, tapi ini udah lima bulan nggak jadi-jadi juga," kata wanita tersebut.
Susan yang mendengar hal tersebut pun langsung masuk ke ruangannya dan mengambil ponselnya. Ia menelepon oknum tersebut. "Tenang aja, Bu, uang Ibu pasti kembali. Nanti saya potong dari gajinya. Tapi, kembalinya lama ya, Bu, karena gajiannya tiga bulan sekali. Nanti kalau uangnya sudah keluar, Ibu dihubungi bendahara saya," kata sang lurah kepada ibu tersebut.
Menurut Susan, kejadian tersebut sudah beberapa kali dialaminya. Berdasarkan penuturan si oknum, seperti dikatakan Susan, ada sekitar 10 orang yang menjadi korban percaloannya. "Ini sudah yang ketiga. Jadi, masih ada tujuh lagi. Santai aja, udah biasa menghadapinya," kata Susan.
Susan memiliki cara tersendiri dalam menghadapi oknum tersebut. Ia tidak memecatnya seperti yang biasa dilakukan atasan kepada bawahan.
"Saya tidak pecat dia, bukan karena saya piara dia, justru karena saya ingin pegang dia. Kalau dia saya berhentikan terus ada warga yang ke sini minta tanggung jawab karena ulah dia, saya harus cari di mana dia untuk tanggung jawab? Bisa-bisa malah nama kelurahan yang jelek karena dianggap terima pungli," kata Susan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News