kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.880   67,00   0,42%
  • IDX 7.129   -31,79   -0,44%
  • KOMPAS100 1.094   -0,86   -0,08%
  • LQ45 868   -3,58   -0,41%
  • ISSI 216   0,12   0,05%
  • IDX30 443   -2,98   -0,67%
  • IDXHIDIV20 536   -4,30   -0,80%
  • IDX80 125   -0,18   -0,15%
  • IDXV30 133   -2,27   -1,67%
  • IDXQ30 148   -1,19   -0,80%

Ini cara Lurah Susan hadapi calo KTP di kantornya


Kamis, 11 September 2014 / 12:36 WIB
Ini cara Lurah Susan hadapi calo KTP di kantornya
ILUSTRASI. Karyawan menunjukkan produk investasi emas di konter Galeri 24 Pegadaian, Jakarta.KONTAN/Fransiskus Simbolon


Sumber: Kompas.com | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Seorang wanita paruh baya bersama anaknya mendatangi kantor Lurah Lenteng Agung untuk bertemu Susan. Wanita tersebut, dengan menahan isak tangis, mengadu kepada Susan Jasmine Zulkifli, sang lurah, bahwa KTP yang dia inginkan tak kunjung jadi.

Padahal, dia telah membayar uang sejumlah Rp 500.000 kepada seorang oknum pegawai kelurahan.

"Saya sampai enggak punya uang buat makan sampai dikasih sama orang. Katanya, dia yang ngurusin bisa jadi, tapi ini udah lima bulan nggak jadi-jadi juga," kata wanita tersebut.

Susan yang mendengar hal tersebut pun langsung masuk ke ruangannya dan mengambil ponselnya. Ia menelepon oknum tersebut. "Tenang aja, Bu, uang Ibu pasti kembali. Nanti saya potong dari gajinya. Tapi, kembalinya lama ya, Bu, karena gajiannya tiga bulan sekali. Nanti kalau uangnya sudah keluar, Ibu dihubungi bendahara saya," kata sang lurah kepada ibu tersebut.

Menurut Susan, kejadian tersebut sudah beberapa kali dialaminya. Berdasarkan penuturan si oknum, seperti dikatakan Susan, ada sekitar 10 orang yang menjadi korban percaloannya. "Ini sudah yang ketiga. Jadi, masih ada tujuh lagi. Santai aja, udah biasa menghadapinya," kata Susan.

Susan memiliki cara tersendiri dalam menghadapi oknum tersebut. Ia tidak memecatnya seperti yang biasa dilakukan atasan kepada bawahan.

"Saya tidak pecat dia, bukan karena saya piara dia, justru karena saya ingin pegang dia. Kalau dia saya berhentikan terus ada warga yang ke sini minta tanggung jawab karena ulah dia, saya harus cari di mana dia untuk tanggung jawab? Bisa-bisa malah nama kelurahan yang jelek karena dianggap terima pungli," kata Susan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×