kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ingat, 11 juta liter minyak goreng diguyur di pasar, harga cuma Rp 14.000 per liter


Rabu, 17 November 2021 / 11:35 WIB
Ingat, 11 juta liter minyak goreng diguyur di pasar, harga cuma Rp 14.000 per liter
ILUSTRASI. Pemerintah guyur 11 juta liter minyak goreng kemasan sederhana di pasar. Harganya cuma Rp 14.000 per liter. ?KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Demi menekan panas harga minyak goreng, pemerintah akan menggelontorkan 11 juta liter minyak goreng dalam bentuk kemasan sederhana. 
Harga minyak goreng pun dipatok Rp 14.000 per liter dan hanya bisa dibeli di gerai departemen store dan minimarket. 

Kementerian Perdagangan mengaku sudah bekerjasama dengan Asosiasi Peritel untuk mendistribusikan minyak goreng murah ke 45.000 gerai nasional.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi , Selasa (16/11) dalam keterangan resmi  penjualan minyak goreng murah ini terbatas. Makanya, satu orang hanya boleh membeli satu kemasan dalam satu hari.

Rencananya, hingga akhir tahun, minyak goreng murah ini akan disebar ke berbagai kota besar di Indonesia.  Mulai dari Jakarta, Medan, Banda Aceh, Padang, Jambi, Pekanbaru, Semarang, dan Surabaya.

Baca Juga: Mendag M Lutfi sebut akan guyur minyak goreng murah

Jika merujuk data harga pangan Jakarta, harga minyak goreng curah rata-rata per 16 November sebesar Rp 18.755 per liter. Harga tertinggi di pasar Grogol dan pasar Minggu yang dijual Rp 20.000 per liter.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan sebelumnya mengatakan kenaikan harga minyak goreng karena adanya berbagai hambatan di berbagai negara yang memacu harga internasional juga naik.

Misal, Kanada dan Argentina sebagai pemasok Canola Oil terjadi gangguan panen sehingga produksinya turun sekitar 7%. Kondisi ini menyebabkan turunnya pasokan dunia.

Bukan itu saja, produksi crude palm oil (CPO) Malaysia turun sekitar 8%. Pemicunya lantaran kekurangan tenaga kerja imbas pandemi Covid-19.

Tak hanya itu saja, krisis energi di beberapa negara, India, China, Eropa, sehingga mengalihkan ke bioenergi termasuk biodiesel. 
Lalu ada biaya logistik tinggi (akibat pandemi) karena penurunan frekuensi pelayaran sehingga space kapal angkut terbatas juga berdampak pada kelangkaan kontainer internasional.

Pemerintah juga meminta produsen tetap memproduksi minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan sederhana, setidaknya hingga menjelang hari besar keagamaan nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru 2022.

Oke Nurwan menegaskan langkah tersebut sebagai upaya menjaga pasokan dan harga minyak goreng di dalam negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×