kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inflasi Volatile Food Ditargetkan di Bawah 5% pada 2024, Begini Upaya Pemerintah


Rabu, 27 Maret 2024 / 12:23 WIB
Inflasi Volatile Food Ditargetkan di Bawah 5% pada 2024, Begini Upaya Pemerintah


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Inflasi gejolak harga pangan (volatile food) menjadi salah satu perhatian pemerintah, di mana tahun 2024 ditargetkan mampu berada di bawah 5%. Untuk itu, terdapat beberapa kebijakan yang bakal didorong untuk menekan inflasi pangan tersebut.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Ferry Irawan menyampaikan inflasi tahun 2023 tercatat sebesar 2,61% YoY di mana targetnya saat itu sebesar 3 plus minus 1%.

“Untuk 2024 targetnya kita turunkan jadi 2,5 plus minus 1%. Kalau ini bisa kita kelola dengan baik nanti muaranya mudah-mudahan bisa ke peningkatan kesejahteraan masyarakat kita,” ujarnya dalam acara Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Wilayah Kalimantan, Rabu (27/3).

Baca Juga: Indef Ungkap Sektor Pangan Jadi Ujung Tombak Pertumbuhan Ekonomi RI

Ferry mengungkapkan, inflasi tercatat sebesar 2,75% year on year di Februari 2024, di mana komponen volatile food menjadi salah satu tantangan sebab nilainya cukup tinggi mencapai 8,47%.

“Dengan kehadiran kita di sini dan kick off GNPIP 2024 di Kaltim dan berkah ramadan mudah-mudahan dari 8,74% secara bertahap bisa kita turunkan sesuai dengan target kurang dari 5%,” ungkapnya.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian, Ferri Irawan.

Ferry menyebutkan, terdapat beberapa kebijakan untuk menekan angka inflasi pangan tersebut, pertama, menjaga kecukupan stok baik pengadaan domestik maupun luar negeri.

“Pengadaan luar negeri di akhir Maret 2024 sudah masuk dan ini menjadi bagian kita memperkuat stok. Belajar dari 2022, pada saat stok mengalami peningkatan maka kepercayaan pasar tumbuh sehingga harga beras akan turun,” sebutnya

Baca Juga: Catat Inflasi 3,28% pada Februari 2024, Begini Upaya Kaltim Tekan Inflasi Pangan

Kedua, percepatan penyaluran Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) tidak hanya di pasar tradisional, namun juga di level distributor maupun ritel modern. Ketiga, bantuan pangan beras dengan total 22 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

Keempat, lanjut Ferry, mengintensifkan pelaksanaan operasi pasar murah maupun gerakan pangan murah. Kelima, pengalihan cadangan beras pemerintah (CBP) ke komersial untuk mengendalikan harga beras premium.

“Keenam, penetapan relaksasi harga eceran tertinggi (HET) beras premium hingga 24 April 2024 dengan penyesuaian Rp 1.000/kg,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×