Reporter: Rashif Usman | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom memproyeksikan inflasi Juni akan naik tipis dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini didorong faktor harga makanan, minuman dan transportasi.
Direktur Eksekutif Core, Mohammad Faisal, meramal inflasi atau indeks harga konsumen (IHK) Juni akan berada sekitar 0,05% hingga 0,15% secara bulanan/Month on Month (MoM).
"Di bulan Juni ini tidak banyak faktor yang mendorong karena inflasi tipis. Sebagian besar dari harga makanan dan minuman, serta transportasi," kata Faisal kepada Kontan, Minggu (30/6).
Baca Juga: Ekonom Bank Mandiri Prediksi Inflasi Juni 2024 Turun Menjadi 2,76%
Ia menjelaskan bahwa inflasi relatif tinggi ketika masuk masa Ramadan-Lebaran dan liburan akhir tahun seperti Natal dan Tahun Baru. Kendati demikian, ia menerangkan bahwa inflasi pada Juni 2024 bisa tinggi jika pemerintah kembali menaikkan harga BBM.
"Ada kemungkinan setelah Juni, sinyalnya ada kenaikan soal BBM subsidi yang bisa menaikkan inflasi di atas 3% seperti pada tahun 2022 sebesar 5%," ucapnya.
"Kalau sampai akhir tahun itu dengan asumsi tidak ada kenaikan harga BBM atau harga barang energi yang disubsidi pemerintah, inflasinya 2,75%-3%," tambahnya.
Sementara itu, Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution, Ronny P Sasmita menilai, IHK berpotensi mengalami deflasi secara bulanan.
Baca Juga: Kinerja Lotte Chemical Titan (FPNI) Tertekan Harga Minyak
Hal ini mengingat permintaan yang semakin melemah dan gejolak harga sudah masuk kepada fase stabil, terutama untuk komoditas pokok dan barang konsumsi lainya. "Namun secara year on year masih berpotensi ada kenaikan harga atau inflasi," kata Ronny kepada Kontan, Minggu (30/6).
Ronny menjelaskan bahwa IHK pada Juni tahun ini utamanya dipicu oleh komponen bahan makanan dan minuman, termasuk juga rokok.
Selain itu, ia juga bilang ancaman kenaikan barang-barang semakin besar, terutama karena melejitnya nilai tukar rupiah dan rencana kenaikan harga BBM di bulan Juli nanti.
Baca Juga: Inflasi Jepang Tinggi, Siap-Siap Suku Bunga Naik Lagi
"Kedua hal ini akan menyebabkan kenaikan harga secara masif, sehingga pemerintah harus benar-benar berhitung soal rencana kenaikan harga BBM dan benar-benar serius dalam menstabilkan kurs mata uang kembali ke level moderat," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News