Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Test Test
JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, kenaikan harga emas memicu inflasi bulan Februari yang sebesar 0,05%. Kepala BPS Suryamin bilang, inflasi bulan Februari tahun ini sangat rendah jika dibandingkan bulan Februari di tahun-tahun sebelumnya.
Dari data BPS, inflasi Februari tahun ini merupakan yang terendah sejak tahun 2005. Pada Februari 2005, terjadi deflasi sebesar -0,17%, sementara di tahun-tahun berikutnya, inflasi Februari berada di kisaran 0,5%-0,6%. “Inflasi 0,05% Februari ini penyebabnya emas perhiasan yang menyumbang 0,07%. Ini terendah dari tahun-tahun sebelumnya," ujar Suryamin, Kamis (1/2).
Suryamin menyebutkan, emas perhiasan menjadi pendorong inflasi karena adanya gejolak harga emas. Hal ini juga dipengaruhi oleh krisis Eropa yang membuat harga emas meningkat.
Dia bilang, dari 66 kota, terjadi kenaikan harga emas perhiasan di 63 kota seperti, di Cilegon, Bekasi, Probolinggo, Maumere, dan Balikpapan yang mengalami kenaikan harga emas di kisaran 6%.
Selain itu, yang menjadi pendorong utama kedua adalah beras. Hal ini karena pasokan beras masih belum banyak. “Pendorong tertinggi lainnya adalah bawang merah. Terjadi kenaikan harga di 39 kota indeks harga konsumen (IHK). Di Sumenep naik sampai 33%,” ujarnya.
Sementara komponen yang menghambat inflasi adalah cabai merah dan tomat sayur yang pasokannya cukup banyak sehingga mengalami penurunan harga hingga 47% di beberapa kota. “Andil dalam inflasi untuk cabe merah -0,05, daging ayam ras -0,03,” tandas Suryamin.
BPS mencatat, laju inflasi tahun kalender (Januari-Februari) sebesar 0,81% dan laju inflasi year on year sebesar 3,56%. Sementara komponen inti pada Februari 2012 mengalami inflasi sebesar 0,33%, laju inflasi komponen inti tahun kalender 2012 sebesar 0,77% dan laju inflasi year on year sebesar 4,31%.
Suryamin mengatakan, dari 66 kota IHK, 40 kota mengalami inflasi dan 26 kota mengalami deflasi. “Jadi kenapa inflasi sekarang ini rendah, karena memang banyak kota yang deflasi,” ujarnya.
Inflasi tertinggi terjadi di Mataram sebesar 1,73% dan Pontianak sebesar 1,7%. Sementara inflasi terendah di tangerang 0,03%. Deflasi tertinggi terjadi di Jambi -1,29% dan Sibolga -1,23%.
Pada bulan ini, komponen inti mengalami inflasi 0,33%. Untuk barang-barang yang harganya diatur oleh pemerintah mencatatkan inflasi 0,24%. Sementara komponen harga bergejolak justru mengalami deflasi 0,94%. "Untuk komponen pengeluaran, hampir semua inflasi, kecuali bahan makanan deflasi 0,73%, atau menarik ke bawah 0,19%," imbuh Suryamin.
Sebelumnya, Ekonom Senior Center for Information and Development Studies (CIDES) Umar Juoro menuturkan, inflasi Februari yang landai memang membuka ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk kembali menurunkan suku bunga acuan. "Inflasi memang akan landai sampai April, baru naik nanti di bulan Juni ketika libur anak sekolah," ujarnya.
Umar bilang, BI memang punya ruang kembali memangkas suku bunga acuan maksimal 25 basis poin. Namun, hal itu harus mempertimbangkan kebijakan pemerintah yang akan menaikkan harga BBM. Kenaikan ini akan mendorong inflasi di bulan April dan Juni menjadi lebih tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News