kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.444.000   1.000   0,07%
  • USD/IDR 15.340   65,00   0,42%
  • IDX 7.832   19,65   0,25%
  • KOMPAS100 1.193   8,54   0,72%
  • LQ45 967   7,57   0,79%
  • ISSI 228   1,17   0,52%
  • IDX30 493   4,42   0,90%
  • IDXHIDIV20 594   3,60   0,61%
  • IDX80 136   1,13   0,84%
  • IDXV30 139   0,76   0,55%
  • IDXQ30 165   1,38   0,84%

Inflasi dan Suku Bunga Global Diprediksi Turun, Efeknya Positif ke Arus Modal Masuk


Minggu, 21 Juli 2024 / 17:46 WIB
Inflasi dan Suku Bunga Global Diprediksi Turun, Efeknya Positif ke Arus Modal Masuk
ILUSTRASI. Aliran modal asing yang masuk ke dalam negeri alias inflow diperkirakan masih akan terjadi hingga akhir tahun ini.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aliran modal asing yang masuk ke dalam negeri alias inflow diperkirakan masih akan terjadi hingga akhir tahun ini.

Ekonom Bank Danamon Hosianna Evalia Situmorang memandang, prospek arus modal masuk ke dalam negeri masih akan terjadi, sejalan dengan kondisi inflasi dan suku bunga global yang diperkirakan cenderung mengarah turun.

“Ke depannya dengan inflasi dan suku bunga global yang cenderung mengarah turun maka positif bagi prospek inflow asing ke domestik,” tutur Ana sapaan akrab Hosianna kepada Kontan, Minggu (21/7).

Ana menyebut, masuknya aliran modal asing ke dalam negeri menjadi angin segar bagi kestabilan nilai tukar rupiah. Melihat kondisi tersebut, menurutnya Bank Indonesia (BI) akan berhati-hati dalam menurunkan suku bunganya yang saat ini berada di level 6,25%.

Baca Juga: Aliran Modal Asing Pekan Ketiga Juli Tembus Rp 690 Miliar

Berdasarkan data transaksi yang dihimpun BI, pada periode 15 Juli hingga 19 Juli 2024 nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp 690 miliar.

Aliran modal asing yang masuk tersebut terdiri dari beli neto Rp 670 miliar di saham dan beli neto Rp 400 miliar di SRBI, serta jual neto Rp 380 miliar di SBN.

“Kita lihat memang inflow terjadi ini salah satunya karena investor juga pelan-pelan tentu akan mencari imbal hasil yang lebih menarik di tengah potensi akan dimulainya penurunan suku bunga global, khususnya AS ke depannya,” terangnya.

Meski begitu, rupiah dalam tren melemah selama perdagangan pekan lalu.

Berdasarkan data Bloomberg, Jumat (19/7), rupiah spot ditutup pada level Rp 16.191 per dolar AS pada Jumat (19/7). Ini membuat rupiah turun 0,22% dibanding penutupan hari sebelumnya di Rp 16.155 per dolar AS. Dalam sepekan, rupiah spot melemah sekitar 0,33%.

Ana menilai, rupiah melemah akhir pekan ini salah satunya karena rupiah sudah sempat menguat signifikan hingga level Rp 16.085 per dolar AS.  “Kemungkinan faktor teknikal kembali melemah,” ungkapnya.

Sementara itu, ia tidak melihat pengaruh rupiah melemah akibat dari adanya sentimen pelantikan ketiga wakil Menteri, yakni Wakil Menteri Keuangan II, Wakil Menteri Pertanian, serta Wakil Menteri Investasi/BKPM.

Dalam kesempatan berbeda, Staf Bidang Ekonomi, Industri, dan Global Markets dari Bank Maybank Indonesia Myrdal Gunarto juga sepakat pelantikan tiga Wakil Menteri masih netral dampaknya terhadap pelemahan nilai tukar rupiah.

Baca Juga: Dana Asing di Pasar Saham Masih Glowing

Menurutnya, rupiah cenderung melemah pekan ini arena data-data ekonomi  juga relatif minim yang baru, sehingga investor mencoba mengambil langkah terkait dengan investasi jangka pendek.

“Mareka langsung melakukan kebijakan profit taking jika situasi yang memungkinkan apalagi sudah mau weekend jadi wajar investor asing yang melakukan profit taking,” kata Myrdal.

Ia memperkirakan nilai tukar rupiah dalam waktu dekat masih di level Rp 16.100 per dolar AS, dengan syarat di AS tidak ada perkembangan data yang berarti.

“Sementara itu pada akhir tahun kita proyeksikan di Rp 15.750 per dolar AS,” ungkapnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×