kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indonesia tawarkan proyek infrastruktur ke Prancis dalam skema KPBU


Kamis, 15 November 2018 / 13:59 WIB
Indonesia tawarkan proyek infrastruktur ke Prancis dalam skema KPBU
ILUSTRASI. Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjionegoro menawarkan proyek-proyek infrastruktur di depan investor dan pemerintah Prancis untuk skema kerja sama antara pemerintah dan badan usaha (KPBU).

Dalam paparannya, Bambang menawarkan berbagai proyek infrastruktur, mulai dari jalan, transportasi, water supply, dan energi terbarukan.

Misalnya, seperti tol trans Papua, tol Yogyakarta-Bawen yang saat ini sudah dalam tahap persiapan OBC (outline business case).

Kemudian ada juga Riau non toll road, Sumatera Utara non toll road, tol Semarang-Demak, tol Jakarta Cikampek Selatan, dan tol Probowangi.

Sementara, bidang transportasi, Prancis yang sudah berpengalaman mengelola kota besar sebesar Paris, seharusnya bisa mempertimbangkan untuk investasi di Indonesia.

Apalagi, pemerintah saat ini sedang gencar-gencarnya untuk membangun infrastruktur transportasi umum, khususnya berbasis rel, agar masyarakat bisa beralih dari transportasi pribadi ke transportasi umum. Bambang, mengakui, transportasi berbasis rel merupakan solusi kemacetan di kota-kota besar di Indonesia.

"Kita mengakui, sangat ketinggalan dalam hal transportasi massa, jauh dari Thailand yang sudah kebiasaan untuk menggunakan transportasi umum," kata dia di Hotel Pullman Thamrin, Kamis (15/11).

"Maka itu sebagai negara yang berpengalaman mengelola kota besar, Prancis bisa mempertimbangkan untuk berinvestasi di bidang transportasi berbasis rel di Indonesia," tambah Bambang. Proyek itu seperti LRT di Medan, dan kereta api Makassar-Pare-Pare.

Tak hanya yang berbasis rel, dirinya juga menawarkan infrastruktur untuk pelabuhan dan bandara. Keduanya dinilai investasi yang sangat menjanjikan.

Sebab, posisi keduanya ini sangat strategis di destinasi pariwisata. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah Indonesia untuk terus meningkatkan jumlah wisatawan asing ke tanah air.

Proyek yang ditawarkan adalah, pelabuhan Patimban, pelabuhan Baubau, bandara Hang Nadim, dan bandara Labuan Bajo.

Kemudian untuk water supply, Bambang sangat mengharapkan Prancis di sektor ini. Ia menilai, Prancis merupakan contoh sukses dalam menciptakan water suplly. "Mereka sangat bagus di water supply, sangat potensial," ujar dia.

Mengacu kepada data PPP (Public Private Partnership/KPBU) book dari Bappenas setidaknya terdapat empat proyek untuk water supply yakni, Bandar Lampung, Jatiluhur, Semarang Barat, dan Pekanbaru. Sayangnya, Bambang belum bisa menjumlahkan berapa nilai potensial dalam proyek ini.

Tapi yang sudah jalan yakni proyek di Jatiluhur yang sudah masuk dalam proses studi kelayakan dengan total proyek US$ 142,2 juta. Bambang pun menjelaskan, secara prinsip pemerintah terbuka kepada siapa saja untuk gabung dalam KPBU. Tujuannya, agar tidak terlalu bergantung dengan APBN.

Apalagi jika dilihat, pemerintah membutuhkan US$ 131,1 miliar atau setara 36,5% yang dibutuhkan dalam investasi proyek infrastruktur.

Adapun, kebutuhan yang diperlukan yakni total US$ 359,2 miliar. Sementara APBN hanya bisa mengcover 41,3%-nya atau US$ 148,2 miliar dan BUMN 22,2% atau senilai US$ 79,88 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×