Reporter: Yohan Rubiyantoro, Fitri Nur Arifenie | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memang belum resmi menetapkan status wabah flu babi ke level enam alias pandemi secara global. Tapi, mulai Kamis (11/6), Departemen Kesehatan (Depkes) sudah menetapkan status siaga satu untuk mengantisipasi masuknya virus H1N1 yang mematikan itu ke Indonesia.
Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari yang juga anggota Dewan Eksekutif WHO, mengaku sudah menerima pesan elektronik dari WHO. Isinya, "Status wabah flu babi akan meningkat menjadi level enam," katanya.
Sebagai catatan, level lima berarti penyebaran virus antarmanusia setidaknya terjadi di dua negara dalam satu wilayah WHO. Ini pertanda kuat munculnya pandemi. Sedang kan pada level enam, serangan virus sudah mewabah ke negara lain di beberapa wilayah WHO atau ancaman pandemi global. Kalau itu terjadi, wabah flu babi akan menjadi pandemi flu pertama dalam 41 tahun setelah flu Hongkong yang terjadi pada 1968.
Tapi, Menkes yakin, Indonesia sanggup mengantisipasi serangan flu babi. Sebab, negara ini berpengalaman menangani wabah virus flu burung atau H5N1 yang jauh lebih berbahaya. "Hari ini, saya sudah mengirim surat ke beberapa rumah sakit agar siap siaga," ujar dia.
Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Depkes Rita Kusriastuti meminta masyarakat tidak terlalu khawatir. Sebab, Depkes sudah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi untuk mencegah penyebaran flu babi. Salah satunya dengan memasang alat pemindai suhu tubuh di bandara dan pelabuhan.
Depkes juga menyiapkan beberapa rumah sakit rujukan yang sudah melakukan latihan penanganan pasien yang terkena flu babi. "Kami juga sudah memiliki stok Tamiflu lima juta dosis," kata Rita.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News