Reporter: Herlina KD | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Kondisi ekonomi global yang belum pulih membuat Indonesia terus mencari cara mendongkrak pertumbuhan ekspor dengan mengembangkan pasar baru melalui kerjasama ekonomi.
Salah satu cara yang dilakukan adalah, menggalang kerjasama perdagangan dengan negara lainnya, salah satunya adalah Republik Tatarstan, yang merupakan bagian dari Federasi Rusia.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa menuturkan, dalam kunjungan Presiden Republik Tatarstan Rustam Minnikhanov ke Indonesia, kedua belah pihak sepakat mengembangkan kerjasama perdagangan, industri dan investasi.
Hatta bilang, banyak kerjasama di bidang ekonomi yang bisa dikembangkan dengan Republik Tatarstan. "Diantaranya kerjasama di bidang perbankan syariah, bidang riset, dan produk pangan khususnya produk pangan halal," katanya Kamis (2/5).
Catatan saja, dari 3,7 juta penduduk Republik Tatarstan, sekitar 53% nya merupakan penduduk muslim. Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krishnamurti menambahkan, peningkatan kerjasama ekonomi dengan Tatarstan akan meningkatkan kerjasama ekonomi dengan Rusia secara keseluruhan.
Saat ini, kata Bayu, Indonesia dan Rusia memiliki satu komisi bersama yang akan membahas kerjasama bidang energi, bidang pangan, bidang manufaktur dan industri, bidang investasi dan perdagangan, dan bidang riset teknologi.
Tatarstan merupakan salah satu produsen minyak mentah di Rusia. Hingga 2012 lalu, total nilai perdagangan Indonesia dan Rusia mencapai US$ 4 miliar. "Harapannya, sampai tahun 2015 nanti nilai perdagangan Indonesia dan Rusia bisa meningkat menjadi US$ 5 miliar," katanya.
Bayu mengakui, selama ini Indonesia mencatatkan defisit perdagangan dengan Rusia. Pasalnya, Indonesia mengimpor peralatan militer dari Rusia, sementara itu Indonesia mengekspor produk konsumsi seperti makanan halal, dan produk garmen.
Nah, dengan adanya kerjassama, Indonesia akan mendorong ekspor berbagai komoditas seperti karet alam, teh, kopi, dan kelapa sawit melalui Kazakhstan dan Belarusia.
Di luar itu, Bayu bilang Indonesia memiliki peluang untuk mengekspor produk garmen seperti baju muslim yang sangat diminati di Tatarstan."Yang bisa kita tawarkan selain produk barang adlah jasa, termasuk jasa konsultan, arsitek dan desainer. Itu potensinya sangat baik," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News