Sumber: KONTAN | Editor: Tri Adi
JAKARTA. Indonesia sedang mengincar dana hibah dari Amerika Serikat (AS) melalui program Millenium Challenge Corporation (MCC). Jika prosesnya berjalan lancar, duit ini akan mulai mengucur pada tahun depan.
Pemerintah memperkirakan, nilai hibah tersebut mencapai US$ 800 juta-US$ 1 miliar. "Nilai itu kami perkirakan dari jumlah penduduk dan angka kemiskinan Indonesia," kata Syahrial Loetan, Sekretaris Utama Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Selasa (6/7).
Syahrial optimistis, Indonesia bisa meraup uang ini lantaran telah dinyatakan lulus dan berhak memperoleh hibah dari AS melalui program MCC oleh Dewan Direksi MCC pada Desember 2008 lalu. Negara kita juga sukses memanfaatkan bantuan threshold program dari negeri Uwak Sam sepanjang 2007-2008. Saat itu, nilai bantuannya sebesar US$ 55 juta bagi program penanggulangan kemiskinan dan pemberantasan korupsi. "Bulan ini tim dari MCC kembali berkunjung ke Indonesia untuk melakukan penilaian," jelasnya.
MCC adalah lembaga yang membantu program pengurangan kemiskinan negara berkembang melalui pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Lembaga ini bermitra dengan negara yang memiliki komitmen terhadap tata kelola pemerintahan yang baik, kebebasan ekonomi, dan pembukaan investasi.
Meski begitu, negara yang menerima hibah dari program MCC wajib menyusun sendiri program- program prioritasnya. Menurut Syahrial, Indonesia akan melakukan identifikasi terlebih dahulu sejumlah program yang cocok untuk mencapai pertumbuhan ekonomi berkelanjutan bagi pengurangan angka kemiskinan di Tanah Air.
Setelah itu, pemerintah menyusun proposal yang akan dikaji dan diverifikasi MCC. Tujuannya, agar hasil program yang diusulkan lebih terukur serta lebih transparan dalam pengelolaannya.
Negara penerima hibah bebas mempergunakan dana itu untuk kepentingan apa saja. Asal, penggunaannya jelas dan berdampak besar bagi pembangunan di negara itu.
Syahrial menjelaskan, sasaran penggunaan dana hibah ini, selain bagi program yang disusun pemerintah, juga terbuka bagi perguruan tinggi dan lembaga swadaya masyarakat. Saat ini, sudah ada belasan proposal yang diajukan mereka untuk program kesejahteraan masyarakat.
Tedy Gumilar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News