kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.663.000   13.000   0,79%
  • USD/IDR 16.290   59,00   0,36%
  • IDX 7.024   -49,23   -0,70%
  • KOMPAS100 1.030   -6,74   -0,65%
  • LQ45 801   -8,54   -1,05%
  • ISSI 212   0,00   0,00%
  • IDX30 415   -6,10   -1,45%
  • IDXHIDIV20 501   -4,74   -0,94%
  • IDX80 116   -0,79   -0,67%
  • IDXV30 121   -0,50   -0,41%
  • IDXQ30 137   -1,60   -1,16%

Indonesia Memiliki Kapasitas dan Kemampuan Mengelola Emisi Karbon


Jumat, 13 Desember 2024 / 10:39 WIB
Indonesia Memiliki Kapasitas dan Kemampuan Mengelola Emisi Karbon
ILUSTRASI. Perayaan satu tahun Bursa Karbon Indonesia atau IDXCarbon di Main Hall Bursa Efek Indonesia pada Kamis (3/10/2024).


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Indonesia Digital Carbon Association (IDCTA) bersama IETA, Jetro, PwC, serta PT Permata Karya Jasa (PERKASA)  menggelar Carbon Digital Conference Indonesia kembali dilaksanakan pada tanggal 10 – 11 Desember 2024 di Four Seasons, Jakarta

Indonesia mempunyai kapasitas dan kemampuan yang besar dalam mengelola emisi karbon.  Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat nilai perdagangan karbon sebesar Rp 29,21 miliar hingga 29 September 2023. Volume unit karbon yang diperdagangkan sebanyak 459.953 ton CO2 ekuivalen.

Ketua Dewan Pembina IDCTA, Bambang Soesatyo mengungkapkan, hal tersebut menjadi gambaran kemampuan negara dalam mengelola emisi karbon. Pemerintah juga telah mengeluarkan sejumlah regulasi terkait perdagangan karbon, antara lain Perpres 08/2021 dan Peraturan OJK no 14/2023 yang mengatur perdagangan karbon melalui pasar karbon. "Indonesia menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 31,89% tanpa bantuan internasional dan 43,2% dengan dukungan internasional pada tahun 2030,” jelas Bambang. 

Baca Juga: Indonesia Luncurkan RBC-4 dan Sosialisasikan Hasil COP29

Menurut dia, Indonesia bisa menjadi pemain kunci di pasar karbon dunia. Indonesia juga berkontribusi pada Pasar Karbon Sukarela atau voluntary carbon market (VCM) Asia hingga 15% atau 31,7 metrik ton setara karbondioksida (CO2e) dengan estimasi nilai transaksi offset karbon sebesar 163 juta dolar AS.

Ketua IDCTA, Riza Suarga berharap, Carbon Digital Conference 2024 tbisa membantu seluruh pengambil keputusan dalam menjalankan perdagangan karbon di Indonesia. “Tahun lalu, CDC 2023 berhasil menarik 248 peserta dari sekitar 50 negara. Tahun ini, kami berharap penyelenggaraan CDC bisa memberikan solusi yang lebih konkret terkait perdagangan karbon dan juga digitalisasinya,” jelas Riza.

Riza menjelaskan, CDC 2024 menggali lebih dalam mengenai perpaduan antara artificial intelligence (AI), internet of things (IoT), dan pasar karbon. Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi penyedia kredit karbon berbasis alam dengan mekanisme offset mencapai 1.3 giga ton CO2e senilai US$ 190 miliar.

Selanjutnya: Jim Carrey Kembali Akting: Alasan Mengejutkan di Balik Kembalinya Dr. Robotnik

Menarik Dibaca: Ini Ide Hiasan Ujung Pohon Natal yang Cantik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×