Reporter: Rashif Usman | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim sepakat untuk mendorong kerja sama ASEAN dan Gulf Cooperation Countries (GCC) untuk mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan di tengah ketidakpastian global.
Hal tersebut dibahas dalam dialog yang diadakan World Economic Forum (WEF) di Riyadh, Arab Saudi, Senin (29/4). Adapun GCC atau Dewan Kerja Sama Dewan untuk Negara Arab di Teluk merupakan sebuah blok dagang yang terdiri dari enam negara Arab di Teluk Persia dengan banyak tujuan ekonomi dan sosial.
Keenam negara tersebut, yakni Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.
Perdana Menteri Anwar Ibrahim dalam sambutannya menyebutkan dialog ini sangat penting sebagai momentum penguatan kerja sama ASEAN dan GCC terutama di segi perdagangan dan investasi.
Terlebih, Indonesia, Malaysia, dan Laos merupakan troika dari Keketuaan ASEAN tahun ini. Troika sendiri merupakan konsep penggiliran keketuaan suatu acara untuk menjamin ketersambungan dan keberlanjutan isu yang dibahas.
Baca Juga: BI Kerek Suku Bunga Acuan ke Level 6,25%, Begini Respons Pemerintah
Pada tahun 2023 lalu, Keketuaan ASEAN dipegang oleh Indonesia dan mengangkat tema Epicentrum of Growth. Selanjutnya pada tahun 2024 ini, Keketuaan ASEAN dipegang oleh Laos, sekaligus bertepatan dengan momen KTT ASEAN-GCC berikutnya, sedangkan pada tahun 2025, Keketuaan ASEAN akan dipegang oleh Malaysia.
Oleh karena itu, kerja sama antar kawasan ini sangat penting, terutama berkaitan dengan agenda domestik mencapai Indonesia Emas di 2045 di tengah perlambatan ekonomi global dan eskalasi tensi di geopolitik saat ini.
Untuk memperkuat Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yang sebelumnya telah dijalin ASEAN bersama beberapa negara mitra, Menko Airlangga mengusulkan untuk memperluas mitra kerja sama RCEP dengan negara-negara di GCC.
"ASEAN mempunyai trade bloc yang besar yaitu RCEP, yaitu ASEAN + 6 negara. Jika ditambahkan dengan trade bloc GCC, maka ini akan menjadi mega trade bloc terbesar di dunia," kata Airlangga dalam keterangan resminya, Senin (29/4).
Airlangga menyampaikan trade bloc ini dapat memfasilitasi berbagai potensi kerja sama di sektor perdagangan, investasi, digital ekonomi, keuangan syariah, UMKM, dan pertukaran pemuda.
Ia juga menggarisbawahi ASEAN-GCC Framework berikutnya, implementasinya harus lebih jelas dan konkret. Penjajakan kerja sama Free Trade Agreement perlu dimulai dengan negara-negara GCC. Sementara yang sudah ada perlu diperkuat dan diperluas.
Kerja sama lanjutnya, akan menjadi peluang investasi dan perdagangan baru yang akan memperkuat ekonomi kedua kawasan. Sektor pertanian, energi, pariwisata merupakan sektor esensial, mengingat kedua kawasan ini memiliki keunikan sendiri, termasuk potensi kerja sama di bidang transisi energi, carbon storage, pendidikan, budaya, dan industri produk halal.
Kerja sama ini juga akan berkontribusi pada peningkatan ketahanan pangan dan energi, sekaligus memberikan sinyal ke dunia bahwa ASEAN–GCC merupakan suatu kekuatan ekonomi baru di dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News