Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Amal Ihsan
JAKARTA. Pemerintah Indonesia akan menggandeng Ingris untuk bekerjasama dalam pengembangan sistem perencanaan energi di Indonesia. Dalam perjanjian kerjasama yang ditandatangani hari ini (2/5), pemerintah melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) akan menerima bantuan mengadaptasi sistem kalkulator energi yang selama ini dipakai ngris.
Adapun sistem yang akan diadopsi tersebut bernama 2050 Calculator, yang dibuat oleh Departemen Energi dan Perubahan Iklim Ingris (DECC). Deputy Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Bappenas Endah Murniningtyas mengatakan, nilai kerjasama ini sebesar £ 145.000. “Bantuan yang diberikan hanya bersifat pendampingan dan pelatihan untuk menjalankan program tersebut,” ujarnya.
Endah mengaku kerjasama tersebut akan bermanfaat bagi Indonesia, untuk menyusun kebijakan energinya dimasa depan. Pasalnya, dengan sistem yang berasal dari Ingris itu akan mengintegrasikan berbagai bauran energy, baik itu dari sisi suply dan deemand-nya.
Selain itu, dengan sitem ini, setiap skenario kebijakan energy di Indonesia bisa diakses oleh siapapun karena akan terintegrasi secara online. Keberadaan sistem 2050 Calculator ini juga bisa melengkapi sistem penghitungan energy di Indonesia.
Endah berharap sistem ini sudah bisa diimplementasikan tahun depan. Adapun saat ini, pemerintah masih mengkaji keampuhan sistem tersebut.
Monty Giriana, Direktur Sumber Daya Energy dan Mineral mengatakan saat ini Indonesia tengah mempersiapkan pembangunan energi terbarukan. Nah, tentunya untuk mengkaji, penggunaan sumber energi apa saja yang tepat dan bisa mendongkrak pertumbuhan memerlukan sistem penghitungan yang akurat.
Selama ini Indonesia sebetulnya juga sudah memiliki metode tersendiri dalam mengkaji kebijakan energinya. Yang membedakannya dengan sistem 2050 calculator adalah, masyarakat bisa dilibatkan melihat dan memberikan masukan kepada Pemerintah terhadap skenario kebijakan energi yang dipersiapkan.
Selain di tawarkan kepada Pemerintah Indonesia, sistem ini sebelumnya sudah digunakan di 10 negara lain, misalnya saja China, Belgia dan Korea Selatan. Sejak tahun 2010 DECC telah mengalokasikan dana sebesar £ 2,1 juuta melalui International Climate Fund.
Senior Policy Advisor DECC, Jan Ole Kiso, menjelaskan 2050 Calculator dapat membantu Indonesia untuk menyeimbangkan ketersediaan energi dan kebutuhan masyarakat. Sehingga masalah kebutuhan energi bisa diatasi melalui kebijakan yang dibuat denga sistim ini. “sistem ini mampu menjawab masalah efisiensi energy dan membangun energi yang baru,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News