Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Indonesia memiliki kepentingan besar dalam forum kerjasama ekonomi negara-negara Asia Pasifik (APEC). Sebab nilai perdagangan Indonesia dengan negara-negara anggota APEC mencapai lebih dari 75 persen dari keseluruhan nilai perdagangan.
Staf khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan Firmanzah menilai, Indonesia harus memanfaatkan sebaik-baiknya penyelenggaraan KTT APEC di Bali, 7-8 Oktober mendatang. Sepanjang 2007-2011, pertumbuhan perdagangan Indonesia-APEC mencapai 18 persen atau lebih tinggi dari pertumbuhan perdagangan Indonesia-Dunia yang hanya di kisaran 16 persen.
“Kepentingan Indonesia ini harus terus ditingkatkan terlebih ketika tekanan permintaan global menurun yang disertai aliran modal keluar,” kata Firmanzah seperti dikutip dari laman Sekretariat Kabinet di Jakarta, Senin (16/9/2013).
Ia menambahkan, delapan negara anggota APEC merupakan negara tujuan investasi yang dalam beberapa waktu ini terus diminati para investor global yaitu China, Korea Selatan, Thailand, Peru, Malaysia, Chile, Rusia dan Indonesia.
Selain itu, di antara negara anggota APEC, terdapat beberapa negara yang merupakan mitra strategis Indonesia untuk sektor ekonomi dan perdagangan yaitu Amerika Serikat, China, Rusia, Australia, Korea Selatan, Jepang dan Vietnam. Selain itu di antara anggota APEC juga merupakan investor terbesar di Indonesia dalam satu dekade terakhir yaitu Amerika Serikat, China, Rusia, Australia, Korea Selatan, Jepang.
Sebagaimana diberitakan, pada 7-8 Oktober 2013, untuk kedua kalinya KTT APEC diselenggarakan di Indonesia setelah sebelumnya di Bogor tahun 1994. KTT APEC 2013 ini direncanakan akan dihadiri para pemimpin negara anggota termasuk Presiden Amerika Serikat Barrack Obama dan Presiden Rusia Vladimir Putin, 6.000 delegasi pemimpin ekonomi, 1.200 pemimpin bisnis dunia, 3.000 wartawan dari dalam maupun luar negeri serta ribuan tamu dari organisasi internasional, perwakilan asing dan akademisi.
KTT APEC tahun 2013 mengusung tema “Resilient Asia Pacific, Engine of Global Growth” dengan tiga prioritas: Pertama, attaining the Bogor Goals, yakni memfokuskan pada pencapaian Bogor Goals, yaitu perluasan perdagangan dan investasi, serta reformasi struktural.
Kedua, sustainable Growth with Equity, memfokuskan pada daya saing global sektor UKM, financial inclusion, ketahanan pangan dan kesehatan.
Ketiga, promoting connectivity, memfokuskan pada isu konektifitas fisik (termasuk pengembangan dan investasi infrastruktur dan konektifitas kelautan atau blue economy), konektifitas institusional dan konektifitas people-to-people.
Menurut Firmanzah, dengan tiga agenda prioritas KTT APEC 2013 di Bali, Indonesia berharap ketahanan ekonomi dalam koridor kepentingan nasional dapat semakin ditingkatkan. Agenda ini tentunya diharapkan dapat menopang arah pembangunan nasional yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014, juga mendorong percepatan pembangunan infrastruktur dalam skema MP3EI yang terus ditingkatkan.
“Bagi Indonesia, agenda KTT APEC 2013 ini merupakan manivestasi dari kepentingan besar Indonesia khsusunya dalam mewujudkan visi misi Indonesia berdasarkan RPJPN dan RPJMN yang telah ditetapkan,” jelasnya.
Besar harapan, lanjut Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu, dengan 3 agenda KTT APEC kali ini, rencana pembangunan nasional jangka menengah 2010-2014 dengan 11 prioritas nasional (reformasi birokrasi, pendidikan, ketahanan pangan, infrastruktur, iklim investasi dan usaha, energi, lingkungan hidup, kebudayaan, kreativitas, dan inovasi teknologi) dapat terus ditingkatkan.
“Keketuaan Indonesia dalam APEC 2013 merupakan kesempatan berharga untuk mengakselerasi sejumlah program pembangunan nasional mengingat nilai kestrategisan skema kerja sama kawasan ini,” ujar Firmanzah. (Didik Purwanto/Kompas.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News