Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertemuan para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN (ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors’ Meeting - AFMGM) telah diselenggarakan secara virtual pada tanggal 2 Oktober 2020.
Secara umum, rangkaian keseluruhan pertemuan membahas penguatan kerjasama ekonomi dan keuangan, dengan penekanan diskusi pada agenda membangun ketahanan dan mendorong pemulihan ekonomi kawasan yang terdampak pandemi Covid-19
Dalam pertemuan tersebut, Indonesia, yang diwakili oleh Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia, memimpin beberapa inisiatif kerjasama, khususnya dalam kapasitas Indonesia sebagai chair Kelompok Kerja Pengembangan Pasar Modal, dengan prioritas kerjasama utama meliputi pembiayaan infrastruktur dan pembiayaan berkelanjutan.
Baca Juga: RUU Cipta Kerja akan disahkan, jadi pisau bermata dua bagi pasar saham
Indonesia mendorong pengembangan inisiatif kawasan untuk pembangunan infrastruktur, termasuk diantaranya untuk mendukung transformasi ke era teknologi digital.
“Prioritas Indonesia dalam mendorong pembangunan infrastruktur bukan hanya untuk memfasilitasi aktivitas ekonomi selama pandemi, namun juga untuk mengantisipasi pergeseran modalitas proses belajar mengajar melalui platform digital”, ungkap Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara dalam keterangan resminya, Senin (5/10).
Selain itu, ia juga mengapresiasi dan mendukung perkembangan yang telah dicapai oleh ASEAN Infrastructure Fund (AIF) dengan inisiatif Fasilitas Pembiayaan Hijau Katalitik ASEAN (ASEAN Catalytic Green Finance Facility/ACGF) yang merupakan terobosan penting untuk memfasilitasi keterlibatan swasta pada pembiayaan infrastruktur hijau di kawasan.
Fasilitas ACGF, yang diresmikan oleh Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN di bulan April 2019, kini telah mendapatkan komitmen pendanaan dari mitra pembangunan sebesar US$ 1,5 miliar dan dalam waktu dekat akan memulai penyaluran pembiayaan bagi beberapa proyek strategis di beberapa negara, termasuk Indonesia.
Baca Juga: Mulai ada tren, asing hanya ingin biayai korporasi yang ramah lingkungan
AIF sendiri dibentuk oleh ASEAN sejak tahun 2011 bekerjasama dengan Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank). Indonesia saat ini memegang peran sebagai Ketua Dewan Direktur AIF dan merupakan penerima manfaat terbesar dari AIF, dengan lebih dari 70% pembiayaan AIF disalurkan pada proyek infrastruktur di Indonesia.
Selain mendorong inisiatif pembangunan infrastruktur, Indonesia juga mendorong inisiatif pembiayaan yang berkelanjutan di ASEAN. Indonesia memandang inisiatif tersebut sebagai salah satu mesin pendorong pemulihan ekonomi di kawasan.