Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Tendi Mahadi
Potensi pengembangan pembiayaan berkelanjutan bagi negara ASEAN terbuka sangat lebar, terutama dilihat dari pertumbuhan pasar obligasi berkelanjutan dunia yang sangat pesat. Indonesia sendiri merupakan salah satu negara terdepan dalam pengembangan pembiayaan berkelanjutan. Indonesia menjadi negara pertama di dunia yang menerbitkan obligasi syariah hijau pemerintah di tahun 2018, serta telah mampu menerbitkan obligasi hijau dan berkelanjutan baik oleh Pemerintah maupun korporasi dengan nilai total USD 3,4 miliar.
Untuk mengakselerasi pencapaian tujuan tersebut, Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN menyepakati untuk mengesahkan dokumen Laporan Pengembangan Pembiayaan Berkelanjutan di ASEAN. Dokumen ini akan menjadi dokumen rujukan arah kerjasama penguatan kebijakan, pemastian sinergi dan koordinasi, peningkatan kesadaran dan kapasitas, serta pembangunan penawaran dan permintaan pembiayaan berkelanjutan di kawasan.
Untuk menekankan efektivitas kerjasama, Indonesia juga mendorong penguatan sinergi kerjasama pembiayaan pembangunan di kawasan, yang memperoleh dukungan negara lainnya dan dijadikan salah satu elemen kesepakatan dalam Pernyataan Bersama (Joint Statement) pertemuan. Dalam pernyataan tersebut, disepakati komitmen penyelarasan agenda pembiayaan berkelanjutan seluruh kelompok kerja di jalur Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN.
Baca Juga: Kenaikan cukai tembakau, pekerja IHT khawatir kehilangan pekerjaannya
Di samping aspek kerjasama di atas, Indonesia dan negara ASEAN lainnya juga menyepakati upaya penyelarasan koordinasi kebijakan ekonomi yang dapat mendorong pemulihan ekonomi yang kuat, inklusif, dan berkelanjutan, dengan tetap mempertahankan kualitas dan stabilitas fiskal dan moneter. Selain itu, disepakati pula penguatan kerjasama dalam mendorong transformasi digital yang diharapkan tidak hanya dapat memfasilitasi aktivitas ekonomi di tengah pandemi, tapi juga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas, serta inklusivitas pembangunan ekonomi ASEAN ke depannya.
Pertemuan AFMGM dipimpin oleh Vietnam selaku Ketua ASEAN tahun 2020, dan dihadiri oleh seluruh negara anggota. Pimpinan lembaga-lembaga multilateral, seperti ADB, IMF, Bank Dunia, AMRO, dan Sekretariat ASEAN, juga hadir untuk bersama-sama membahas agenda pembangunan dan perkembangan perekonomian kawasan.
Secara khusus, AFMGM juga berdiskusi dengan perwakilan beberapa asosiasi bisnis di kawasan, yaitu US-ASEAN Business Council, ASEAN-Business Advisory Council dan EU-ASEAN Business Council. Selain itu di tingkat deputi juga dilaksanakan pertemuan virtual para Deputi Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN dengan Deputy US Treasury pada tanggal 1 Oktober 2020.
Selanjutnya: Tingkat permodalan bank di Indonesia masih tertinggi di kawasan ASEAN
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News