Reporter: Uji Agung Santosa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Tahun ini, pemerintah Indonesia akan memperoleh bantuan dalam bentuk soft loan sebesar US$ 300 juta atau sekitar Rp 3 triliun dari Prancis. Dana tersebut nantinya akan digunakan untuk mendanai climate change program loan dan merupakan kelanjutan bantuan yang sama pada 2008 sebesar US$ 200 juta.
Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Rahmat Waluyanto mengatakan, untuk pinjaman lunak penanggulangan perubahan iklim itu saat ini masih dalam pembahasan dan negosiasi. Selain pinjaman itu, pemerintah saat ini juga baru membahas beberapa tawaran lain baik hibah maupun pinjaman untuk pembangunan rel kereta Bandung senilai US$ 10 juta atau Rp 100 milliar.
"Saat ini bantuan itu masih dalam pembahasan di Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)," kata Rahmat di Jakarta. Ia menambahkan, pemerintah Prancis juga telah menyetujui pemberian bantuan teknis untuk program Air Traffic Control Center di Makassar senilai US$ 1,3 juta dan proyek rehabilitasi sistem drainase di Aceh sebesar 36,8 juta euro.
Tidak hanya itu, hari ini, Pemerintah Prancis juga telah menyetujui pemberian hibah sebesar US$ 1 juta atau setara Rp 10 miliar untuk pembuatan rencana induk (masterplan) sistem transportasi publik terpadu Bandung Metropolitan Area.
Rencana induk ini ditargetkan rampung Desember sehingga tahun depan bisa langsung ditindaklanjuti. "Memang bukan hanya pembangunan jalan tetapi juga terintegrasi dengan kereta api, ada terminal terpadu di dalamnya," terang Direktur Direktorat Bina Sistem Transportasi Perkotaan Ditjen Perhubungan Darat Departemen Perhubungan Elly Sinaga.
Elly menjelaskan, rencana induk tersebut juga menyangkut wilayah sekitar Bandung, seperti Cimahi. Rencana induk itu akan menggabungkan tiga jenis moda transportasi, yaitu kereta api, bus udara dan darat. "Bahkan ada usulan membuat kereta gantung atau skybus," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News