CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Indonesia Bisa Naik Kelas Lagi ke Negara Berpenghasilan Menengah Atas, Ini Syaratnya


Selasa, 22 Februari 2022 / 05:30 WIB
Indonesia Bisa Naik Kelas Lagi ke Negara Berpenghasilan Menengah Atas, Ini Syaratnya


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Tahun ini Indonesia berpeluang bisa naik kelas dan masuk kategori negara berpenghasilan menengah atas. Tentu saja, kalau pertumbuhan ekonomi bisa memenuhi target. 

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa berharap tren pemulihan ekonomi nasional akan berada di jalur positif, sehingga Indonesia bisa kembali masuk ke dalam kategori negara berpenghasilan menengah ke atas alias upper middle income country.

“Dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2022 yang diharapkan minimum di 5,3% dapat mengembalikan status Indonesia ke upper middle income di tahun 2022,” tutur Suharso dalam Diskusi Publik Forum Masyarakat Statistik: Kinerja Pertumbuhan Ekonomi di Masa Pandemi secara virtual, Senin (21/2).

Suharso mengatakan, optimisme ini harus sejalan dengan perekonomian di semua wilayah yang harus merata. Sehingga tidak akan terjadi kesenjangan. Mialnya saja, ekonomi di Maluku Utara, Papua hingga Sulawesi Tengah berhasil tumbuh double digit pada 2021 lalu. Sementara Bali dan Papua Barat masih terkontraksi.

Baca Juga: Menteri PPN/Bappenas Prediksi Ekonomi Global Tumbuh Melambat pada 2022-2023

Selain itu, petumbuhan di beberapa sektor juga harus diperhatikan, agar sektor yang masih terkontraksi dapat kembali tumbuh di 2022 ini. Adapun sektor industri yang masih terkontraksi, di antaranya industri pengolahan, barang logam, hingga kertas.

Suharso menambahkan produk domestik bruto (PDB) riil Indonesia per kapita saat ini belum kembali ke level pra-krisis. Meski  PDB nominal per kapita di 2021 sudah di atas level pra-krisis.

Baca Juga: BPS: Lonjakan Kasus Covid-19 Akan Menekan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I 2022

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×