Reporter: Edy Can | Editor: Edy Can
YOGYAKARTA. Airmata Prof Oetarjo, Sejarawan dan Guru Besar Universitas Gajah Mada (UGM) jatuh tak terelakan ketika mengingat ucapan Sultan Hamengku Buwono (HB) IX kepada Soekarno saat memberikan kata perpisahan kembalinya Jakarta menjadi pusat pemerintahan pada 1949.
"Yogyakarta sudah tidak punya apa-apa lagi, silakan lanjutkan pemerintahan ini di Jakarta," tutur Oetarjo menirukan ungkapan HB IX sambil mengeluarkan cek senilai 6 juta Gulden dengan berurai air mata di hadapan Soekarno dan menteri-menterinya.
Tidak hanya Sultan yang menangis, katanya, waktu itu pun para menteri kabinet Soekarno ikut menangis. Momen itulah yang membuat dirinya selalu tidak kuasa untuk meneteskan air mata ketika mengingatnya. "HB IX adalah sosok yang all out dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan republik ini," ujarnya lirih menahan tangis di depan wartawan Selasa (4/1/2011).
"Coba anda bayangkan, seorang Raja Jawa yang berwibawa mengumumkan dirinya tidak punya apa-apa di hadapan umum," tambahnya. Menurutnya, kala itu memang Yogyakarta sudah tidak punya apa-apa lagi untuk menopang keuangan Indonesia yang pindah ke Jakarta.
Hampir semua biaya operasional untuk menjalankan roda pemerintahan, misalnya kesehatan, pendidikan, militer dan pegawai-pegawai saat itu dibiayai Keraton Kasultanan Yogyakarta.
Oetarjo menambahkan, Sultan dan rakyat Yogyakarta memiliki andil besar dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. "Sultan dan rakyat bersatu tanpa pamrih memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan," ucapnya sambil menyeka air mata. (Abdul Rozak/Tribunnews)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News