kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Indonesia, Bank Dunia dan FAO bahas soal kelautan


Selasa, 22 April 2014 / 22:18 WIB
Indonesia, Bank Dunia dan FAO bahas soal kelautan
Drama Korea Reborn Rich kalahkan The Queen's Umbrella sebagai drama Korea terpopuler pada minggu keempat bulan November tahun 2022.


Reporter: Handoyo | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Pemerintah Indonesia bersama Bank Dunia (World Bank) dan Organisasi Pangan Dunia (FAO) membahas tentang kelautan global pada Global Oceans Action Summit yang diselenggarakan pada tanggal 22 – 25 April 2014 di Den Haag, Belanda.

Rangkaian kegiatan tersebut secara khusus menyoroti pada kebutuhan untuk mengambil tindakan yang lebih konkret terkait pemanfaatan sumber daya pesisir dan laut yang berkelanjutan. Hal ini untuk membantu menjamin keamanan pangan dan tersedianya mata pencaharian yang layak dalam jangka panjang dan mempercepat implementasi Blue Growth.

Sharif C. Sutardjo Menteri Kelautan dan Perikanan mengatakan, rangkaian kegiatan yang saat ini sedang berlangsung tersebut juga menekankan pada perlunya kemitraan lintas sektoral sebagai kunci untuk membantu meningkatkan tata kelola laut (ocean governance) dan mengatasi kapasitas SDM yang terbatas.

"Kita perlu untuk menggalang kemitraan yang melibatkan pemerintah, sektor swasta, akademisi, komunitas, dan masyarakat sipil untuk mensinergikan upaya dan mengembangkan inovasi dan ide-ide baru untuk meningkatkan implementasi pemanfaatan environmental services yang berkelanjutan yang telah laut sediakan untuk kita," kata Sharif, dalam siaran persnya, Selasa (22/4).

Sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia sangat bergantung pada sumber daya laut yang terbatas, yang sangat penting untuk menyediakan sumber pangan dan pekerjaan bagi jutaan orang.

“Sumber daya kelautan dan perikanan merupakan pendorong ekonomi global yang harus dikelola secara berkelanjutan untuk membantu mengurangi kemiskinan dan menjamin ketahanan terhadap dampak perubahan iklim", ujar Sharif.

Untuk menggambarkan nilai-nilai kemitraan tersebut, KKP dan Pemerintah Belanda telah meluncurkan project for Fisheries and Aquaculture for Food Security in Indonesia, yang akan berlangsung selama tiga tahun, dalam kurun waktu 2014-2016.

Proyek senilai € 4,5 juta ini dikelola oleh Center for Development and Innovation (CDI) Wageningen University, yang dirancang untuk mempromosikan produk perikanan mendukung ketahanan pangan yang berkelanjutan di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×