kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indonesia-Amerika bahas kebijakan dan investasi


Selasa, 04 Agustus 2015 / 11:24 WIB
Indonesia-Amerika bahas kebijakan dan investasi


Reporter: Bunga Claudya | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kementerian ESDM membantah ada bahasan spesifik terkait investasi energi Amerika di Indonesia dalam diskusi U.S - Indonesia Energy Investment Roundtable yang melibatkan kedua negara ini.

Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan, forum diskusi tersebut diselenggarakan tiap dua tahun dan berisi high level dialog antara kedua negara yang melibatkan pemerintah maupun bisnis. Tujuannya untuk mengkaji maupun menggali potensi-potensi kerja sama terutama untuk investasi bisnis.

"Kalau diskusi begini biasanya pada policy dulu. Nanti pada waktu bussines to bussines baru bicara soal target-target. Saya kira sejauh ini perusahaan Amerika terus memberikan komitmen untuk berinvestasi di Indonesia. Jadi misalnya, kita pernah dengar Freeport akan menanamkan investasi yang katanya sekitar US$ 19-20 miliar sampai beberapa tahun ke depan, Chevron juga, kita belum bicara mengenai angka itu. Namun, prinsipnya semua ingin meneruskan keberadaannya di Indonesia," ujarnya pada Senin (3/8) di hotel Shangri-La, Jakarta.

Sudirman mengakui bahwa Indonesia membutuhkan investasi sejumlah US$ 500 miliar ke depannya. Untuk itu, ungkapnya, harus ada strategi yang diimplementasikan melalui kebijakan-kebijakan migas agar terealisasi ketahanan energi.

"Harus ada kebijakan minyak dan gas serta kebijakan investasi demi mempromosikan industri dalam negeri," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Sudirman menampik menerima masukan-masukan dari pemerintah Amerika terhadap kebijakan migas Indonesia. Menurutnya, masukan justru datang dari pelaku industri asal Amerika.

"Tidak spesifik pemerintah Amerika, tetapi industri yang berasal dari negara Amerika dan itu wajar mereka memberikannya. Karena mereka berada di sini. Jadi lebih kepada interaksi industri dengan policy making," ujarnya.

Terkait kebijakan Indonesia dalam ambisi nasionalisme menempatkan Pertamina sebagai pemilik besar saham sejumlah blok migas, Jonathan Elkind Wakil Asisten Menteri Energi Amerika Serikat mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan Amerika bisa berkontribusi dengan baik diĀ  pasar Indonesia, apabila pemerintah Indonesia masih menginginkan keberadaan mereka di sini. Dan disampaikannya pula bila Amerika akan menghormati proses yang ada di Indonesia sambil menunggu konklusi dari pemerintah Indonesia terhadap permasalahan ini.

Menanggapi hal tersebut, Sudirman menegaskan bahwa kebijakan untuk pembagian saham harus bisa dipahami. "Saya rasa rekan kita dari Amerika juga paham itu. Tinggal sekarang semangat untuk sharing place, sharing opportunity itu terjadi sehingga investasi lebih sustainable bagi semua baik bagi Indonesia, bagi daerah maupun investor asing," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×