Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia sedang melakukan studi kelayakan dan rancangan penerapan program mekanisme transisi energi (Energy Transition Mechanism/ETM) dengan Asian Development Bank (ADB). ETM ini akan menjadi agenda unggulan pada pertemuan The Group of Twenty (G20) tahun 2022 mendatang.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, ETM merupakan suatu bentuk pembiayaan campuran atau blended finance yang dirancang untuk mempercepat penghentian pembangkit listrik bertenaga batubara dan membuka investasi dalam energi bersih.
“Sebuah program ambisius yang akan meningkatkan energi infrastruktur dan mengakselerasi transisi energi bersih menuju emisi nol bersih dengan prinsip adil (just) dan terjangkau (affordable),” tulis Sri Mulyani di akun Instagramnya @smindrawati, dikutip pada Jumat (5/11).
Baca Juga: Cadangan devisa bulan Oktober 2021 diprediksi meningkat
Menurutnya, agar ETM bisa berlangsung secara efektif, Indonesia membutuhkan tiga hal. Yakni, pembiayaan untuk mengurangi aktivitas yang membutuhkan sumber daya batubara termasuk pekerja, termasuk produsen listrik berbasis batubara, pembiayaan yang rendah biaya untuk membangun energi terbarukan sebagai respons dari permintaan yang terus bertumbuh. Serta, bauran kebijakan dari perspektif ekonomi politik.
Lebi lanjut, Sri Mulyani bilang, Indonesia juga akan terus menjadi contoh, baik di kawasan regional maupun global, dalam upaya memitigasi isu perubahan iklim dan akan terus mendorong komitmen negara-negara berkembang lainnya untuk mengatasi isu penting ini.
Selanjutnya: Meleset dari target, ekonomi Indonesia cuma tumbuh 3,5% di kuartal III-2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News