kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Indeks manufaktur naik 52,2 di September 2021, ini kata Kemenkeu


Jumat, 01 Oktober 2021 / 13:00 WIB
Indeks manufaktur naik 52,2 di September 2021, ini kata Kemenkeu
ILUSTRASI. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja manufaktur Indonesia yang kembali masuk zona ekspansi setelah berada di atas level 50 pada bulan September 2021, disambut positif Kementerian Keuangan.

Sekedar mengingatkan, indeks manajer pembelian atau Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia bulan September 2021 yang dirilis IHS Markit naik ke posisi 52,2.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan, kenaikan tersebut seiring dengan membaiknya perekonomian Indonesia yang juga menunjukkan tren pemulihan sejak Agustus 2021, yang sempat tertekan pada Juli akibat penyebaran Covid-19 varian Delta.

“Tadi jam 8 pagi saya baru dapat datanya, ini sudah kembali ekspansi dengan sangat kuat,” kata dia dalam konferensi pers virtual, Jumat (1/10).

Berdasarkan data tersebut, maka terjadi perbaikan indeks yang mencerminkan aktivitas manufaktur telah kembali menggeliat.

Baca Juga: Mantap! Kinerja manufaktur kembali berdaya pada September 2021

Sebelumnya, indeks Manufaktur sempat turun pada Juli 2021 ke posisi 40,1, dari sebelumnya level 53,5 di Juni 2021.

Posisi tersebut anjlok karena kenaikan kasus Covid-19 varian virus Delta pada Juli 2021 yang menyebabkan pemerintah harus menerapkan pembatasan mobilitas masyarakat atau PPKM. Menurut Febrio, tren pemulihan ekonomi sudah mulai terlihat sejak Agustus 2021 yang mulai naik ke 43,7.

Menurut Febrio, peningkatan PMI tersebut telah menunjukkan adanya ekspansi di sektor industri manufaktur. Aktivitas pertumbuhan ekonomi dinilai akan pulih lebih cepat dari yang diperkirakan.

“PMI yang meningkat akan berdampak pada konsumsi rumah tangga yang akan membaik, karena sudah ada tanda-tandanya. Ini sangat menggembirakan,” pungkas dia.

Selanjutnya: BPS: Terjadi deflasi 0,04% pada September 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×