Reporter: Grace Olivia | Editor: Khomarul Hidayat
Peneliti Indef Abdul Manap Pulungan menambahkan, target pertumbuhan ekonomi 5,3% akan sangat sulit tercapai di tahun depan. Sebab, berdasarkan catatannya, pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang periode 2015-2019 yang tertinggi hanya 5,27% yaitu pada kuartal II-2018.
“Apalagi saat kondisi global semakin berat, pertumbuhan 5,3% itu sulit,” tutur Pulungan.
Pulungan mengatakan, terhambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia akibat menurunnya peranan sektor-sektor padat karya seperti pertanian, tambang, dan industri pengolahan.
Baca Juga: Anggaran untuk pemindahan Ibu kota belum dialokasikan di RAPBN 2020
Sementara, dari sisi permintaan, perekonomian Indonesia juga belum masuk ke aktivitas produktif. Ini terlihat dari masih rendahnya pertumbuhan pembentukan modal tetap bruto (PMTB).
“Bahkan pertumbuhan PMTB pada kuartal I dan II 2019 di bawah pertumbuhan ekonomi, ini mengkhawatirkan,” tutur Pulungan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengakui, masih ada risiko terhadap potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun depan, terutama dari faktor global.
Baca Juga: Dana Desa Rp 72 triliun siap mengalir ke desa-desa tahun depan
Baik pertumbuhan ekonomi global maupun perdagangan internasional diprediksi kondisinya akan lebih lemah dibandingkan tahun 2018 dan 2019.
“Oleh karena itu, asumsi pertumbuhan ekonomi 5,3% memang lebih tinggi dari proyeksi sejumlah lembaga internasional. Ini tantangan kita untuk tetap menjaga komponen pertumbuhan,” tutur Sri Mulyani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News