kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.907.000   -17.000   -0,88%
  • USD/IDR 16.210   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.897   65,26   0,96%
  • KOMPAS100 1.002   13,05   1,32%
  • LQ45 771   10,32   1,36%
  • ISSI 224   1,60   0,72%
  • IDX30 397   5,48   1,40%
  • IDXHIDIV20 461   5,31   1,16%
  • IDX80 113   1,46   1,31%
  • IDXV30 113   0,44   0,39%
  • IDXQ30 129   1,86   1,47%

Indef: Pengurangan Belanja Infrastruktur Bisa Hambat Investor yang Masuk


Kamis, 06 Februari 2025 / 11:45 WIB
Indef: Pengurangan Belanja Infrastruktur Bisa Hambat Investor yang Masuk
ILUSTRASI. Efisiensi anggaran dalam APBN 2025 sebesar Rp 306,69 triliun salah satunya berasal dari belanja infrastruktur sebesar 34,3%.(KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melakukan efisiensi anggaran dalam APBN 2025 sebesar Rp 306,69 triliun. Anggaran tersebut berasal dari belanja kementerian/lembaga (K/L) Rp 256,1 triliun, dan transfer ke daerah (TKD) Rp 50,95 triliun.

Kepala Center of Macroeconomics and Finance Institute for Development of Economics and Finance (Indef) M Rizal Taufikurahman menyampaikan, bila mengacu pada Instruksi Presiden No 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi belanja Dalam pelaksanaan APBN Tahun Anggaran 2025, efisiensi anggaran tersebut salah satunya berasal dari belanja infrastruktur sebesar 34,3%.

Rizal menilai, bila anggaran pembangunan infrastruktur diganggu maka berisiko memperlambat pembangunan ekonomi dan menurunkan daya saing. Pada muaranya akan mengganggu investasi yang masuk.

Baca Juga: Indef: 90% Lebih Warganet Khawatir Soal Isu PHK Massal, Daya Beli Bisa Turun

“Investasi itu butuh infrastruktur. Kalau kemudian itu mempengaruhi kecepatan dukungan investor, maka pertumbuhan ekonomi akan terganggu,” tutur Rizal dalam diskusi Indef, Kamis (6/2).

Padahal Rizal melihat, pilar investasi saat ini belum cukup kuat untuk meningkatkan aktivitas perdagangan secara optimal. 

Sehingga, bila kebijakan investasi tidak diperbaiki, maka akan terus stagnan dan perdagangan tidak akan berkembang secara optimal, yang berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Selain itu, pemerintah juga disarankan meningkatkan investasi di sektor yang berorientasi ekspor, hilirisasi, dan diversifikasi ekspor, serta kepastian kebijakan bagi investor untuk meningkatkan penciptaan lapangan kerja.

Baca Juga: Airlangga: Kepastian THR dan Gaji-13 ASN Tunggu Keputusan Menteri Keuangan

Dengan kondisi tersebut, ia berharap pemerintah hati-hati dalam menentukan peruntukan realokasi anggaran tersebut. 

“Kalau tidak tepat kebijakan tidak akan efektif,” ungkapnya.

Meski begitu, sisi positif dari efisiensi anggaran ini adalah bisa mengurangi pemborosan pada belanja operasional seperti alat tulis kantor dan kegiatan seremonial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×