kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Importir: Dampak pelemahan rupiah belum terasa


Jumat, 13 Oktober 2017 / 21:13 WIB
Importir: Dampak pelemahan rupiah belum terasa


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (Ginsi) Erwin Taufan mengatakan, dampak pelemahan rupiah saat ini belum terasa bagi importir. Hal ini disebabkan oleh daya beli masyarakat yang lemah sehingga importir  tak terlalu agresif mengambil barang.

Berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI) hari ini, Jumat (13/10) rupiah berada di level Rp 13.508, melemah dibandingkan Jumat (6/10) di level Rp 13.845.

"Pada saat sekarang yang Rp 13.500an ini belum terasa, ditunjang dengan lesunya untuk daya beli masyarakat. Bisa dilihat di lapangan, daya beli turun, tingkat konsumsi turun, dan otomatis impor barang jadibotomatis menurun juga. Tapi dolar segitu belum terasa," ujar Erwin usai acara pengukuhan Ginsi di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, Jumat (13/10).

Ia juga mengatakan, para importir sebenarnya telah mengantisipasi pelemahan rupiah tersebut sehingga level rupiah terhadap dollar AS  tak membuat importir khawatir.

"Walaupun untuk industri yang bahan bakunya impor berpengaruh, tapi mereka sudah bikin planning, dollar berapa, selama belum masuk itu belum terasa," kata dia.

Adapun antisipasi importir terhadap pelemahan rupiah terhadap dollar AS di bawah Rp 14.000. "Kalaupun Rp 14.000 yang penting stabil, kalau sekarang Rp 13.400 lalu naik nanti Rp 13.000, lalu Rp 13.800 itu cukup berbahaya. Kalau sampai level Rp 14.000 itu level terlalu bahaya," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×