kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.670.000   7.000   0,42%
  • USD/IDR 16.335   -45,00   -0,28%
  • IDX 6.876   -148,69   -2,12%
  • KOMPAS100 1.002   -27,61   -2,68%
  • LQ45 778   -23,83   -2,97%
  • ISSI 209   -3,14   -1,48%
  • IDX30 402   -12,98   -3,12%
  • IDXHIDIV20 482   -18,36   -3,67%
  • IDX80 113   -2,93   -2,52%
  • IDXV30 117   -3,38   -2,80%
  • IDXQ30 133   -3,80   -2,78%

Impor Jagung Mencapai 1,3 Juta Ton Sepanjang Januari-November 2024


Senin, 23 Desember 2024 / 17:32 WIB
Impor Jagung Mencapai 1,3 Juta Ton Sepanjang Januari-November 2024
ILUSTRASI. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor komoditas jagung mencapai 1.306.190 ton. Jumlah ini meningkat dibanding periode yang sama tahun 2023 yang mencapai 892.080 ton.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor komoditas jagung mencapai 1.306.190 ton. Jumlah ini meningkat dibanding periode yang sama tahun 2023 yang mencapai 892.080 ton. 

“Sepanjang Januari – November 2024 kita mengimpor jagung sebesar 1,3 juta ton dan asal utamanya adalah Argentina dan Brazil,” ucap Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi, Senin (23/12).

Sebelumnya, pemerintah memutuskan tak akan melakukan impor beberapa komoditas pangan seperti beras, jagung pakan, gula konsumsi dan garam konsumsi pada tahun 2025. Hal itu ditegaskan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan dalam Rapat Koordinasi Pangan di Kantor Kementerian Kehutanan, Kamis (12/12). 

"Sudah kita putuskan tahun depan tidak impor beras, tidak impor jagung pakan, gula konsumsi dan garam konsumsi," kata Zulhas. 

Baca Juga: Menko Pangan Tegaskan Tak Ada Tambahan Impor Beras 1 Juta Ton Tahun Ini

Zulhas meyakini Indonesia sudah mencapai ketahanan pangan pada tahun depan. Walau begitu, ia tidak memberikan rincian data bagaimana proyeksi produksi komoditas yang bakal diberhentikan impornya ini.  

Yang terang, saat ini pemerintah secara beriringan juga menyiapkan untuk menuju kemandirian pangan. Diantaranya yang dilakukan adalah memastikan keunggulan bibit tananaman pangan, memperbaiki irigasi, dan menerapkan mekanisasi di bidang pertanian seperti yang dilakukan oleh negara maju. 

"Jadi kalau ketahanan pangan Insyallah sudah cepat dicapai, tapi kalau berdaulat pangan ini memang perlu waktu," jelasnya.

Baca Juga: Bulog Sudah Impor 2,5 Juta Ton Beras, Didominasi dari Thailand dan Vietnam

Selanjutnya: Masih Ramai Penolakan, Ditjen Pajak Rilis Penjelasan Lengkap soal PPN 12%

Menarik Dibaca: Robert Kiyosaki Sebut, Aset Terbaik untuk Uang Anda Saat Ini: 3 Investasi Berikut

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×