kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   0,00   0,00%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Kementan Tegaskan Tak Ada Wacana Impor 1,8 Juta Ton Susu Untuk Makan Bergizi Gratis


Rabu, 30 Oktober 2024 / 06:44 WIB
Kementan Tegaskan Tak Ada Wacana Impor 1,8 Juta Ton Susu Untuk Makan Bergizi Gratis
ILUSTRASI. Sejumlah siswa menyantap makan siang gratis di SMP Negeri-1 Darul Imarah, kabupaten Aceh Besar, Aceh, Selasa (5/3//2024). Kementan menegaskan pihaknya tidak ada wacana impor 1,8 juta ton susu untuk realisasi program makan bergizi gratis. ?


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan pihaknya tidak ada wacana impor 1,8 juta ton susu untuk realisasi program makan bergizi gratis. 

Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Informasi Publik Kementan, Moch Arief Cahyono menjelaskan bahwa kebijkan yang diinisiasi oleh Kementan adalah mengundang investor asal Vietnam untuk membangun industri sapi perah di Indonesia. 

"Tujuanya, guna meningkatkan produksi susu nasional, bukan untuk impor produk susu," kata Arief dalam keterangan tertulisnya, Selasa (29/10). 

Menurutnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menekankan bahwa kerja sama ini difokuskan pada peningkatan kapasitas produksi dalam negeri guna mencapai kemandirian pangan, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto. 

Baca Juga: Menguji Kesiapan Pasokan Pangan Lokal untuk Memenuhi Program Makan Bergizi Gratis

Adapun calon investor asal Vietnam yang berminat mengembangkan industri sapi perah di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, rencananya akan mengelola lahan seluas 10.000 hektar dan membangun fasilitas pengolahan susu. 

Dengan begitu, pihaknya memperkirakan produksi susu dari hasil investasi ini besar mencapai 1,8 juta ton dalam tiga hingga lima tahun ke depan. Sehingga dapat memenuhi sekitar setengah dari kebutuhan nasional yang saat ini masih bergantung pada impor sebesar 3,7 juta ton per tahun.

"Jadi targetnya bukanlah impor susu, melainkan dari kapasitas produksi lokal yang akan dibangun dan ditingkatkan melalui investasi tersebut," jelasnya. 

Langkah ini diharapkan membawa dampak positif berupa penciptaan lapangan kerja, penurunan angka pengangguran, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat perdesaan di sekitar lokasi investasi.

Dirinya juga mengklaim wacana ini merupakan langkah konkret Kementan dalam menekan ketergantungan impor dan memperkuat industri persusuan nasional. 

Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) dikabarkan akan mengimpor 1 juta sapi perah demi mendukung penyediaan susu pada program makan bergizi yang digagas pemerintahan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka. 

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Agung Suganda mengatakan salah satu tantangan untuk program makan bergizi ialah Indonesia masih defisit susu dan daging sapi.  

Agung mengungkapkan, Menteri Pertanian telah membentuk tim percepatan untuk menyediakan kebutuhan susu dan daging sapi tersebut. Dia bilang, agar Indonesia bisa swasembada susu maka perlu memasukan alias impor sapi perah. 

"Untuk produk susu di tahun 2024 kita sudah merencanakan 2025-2029 agar kita bisa swasembada, kita harus memasukan sapi perah minimal 1 juta selama lima tahun ke depan," ungkapnya, di Jakarta, Kamis (29/8). 

Baca Juga: Prabowo Bakal Deklarasi Gerakan Solidaritas Nasional (GSN) pada 2 November 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×