kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.678.000   -14.000   -0,83%
  • USD/IDR 16.621   -130,00   -0,79%
  • IDX 6.319   -166,09   -2,56%
  • KOMPAS100 916   -30,89   -3,26%
  • LQ45 707   -24,00   -3,28%
  • ISSI 199   -5,34   -2,62%
  • IDX30 366   -11,96   -3,16%
  • IDXHIDIV20 446   -14,26   -3,10%
  • IDX80 103   -3,47   -3,25%
  • IDXV30 109   -4,13   -3,67%
  • IDXQ30 120   -3,86   -3,11%

Impor drop, tanda laju ekonomi triwulan I lesu


Senin, 16 Maret 2015 / 19:41 WIB
Impor drop, tanda laju ekonomi triwulan I lesu
ILUSTRASI. Sejumlah anak bermain di depan gedung yang rusak ditengah konflik Rusia-Ukraina, di kota Mariupol, Ukraina, Rabu (23/3/2022). REUTERS/Alexander Ermochenko


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA.  Melihat data Badan Pusat Statistik (BPS), impor Februari 2015 sebesar US$ 11,55 miliar. Nilai ini turun 16,24% dibanding Februari 2014 yang sebesar US$ 13,79 miliar. Bila dibanding Januari 2015, impor Februari turun hingga 8,42%.

Ekonom Bank Danamon Dian Ayu Yustina menilai, penurunan yang drop pada impor yaitu bahan material seperti besi dan baja, plastik, dan barang kimia menjadi indikasi aktivitas ekonomi yang lemah pada triwulan pertama 2015. Meskipun tren inflasi menurun dan kenyamanan konsumen relatif stabil, namun pelemahan rupiah menjadi penyebab kebutuhan akan impor ditunda.

"Ini akan positif untuk neraca transaksi berjalan," ujar Dian, Senin (16/3). Ekspektasi Bank Indonesia (BI) adalah defisit transaksi berjalan triwulan I akan turun ke 1,8%-1,9% dari PDB. Faktor seasonal awal tahun juga turut berperan dalam lesunya ekonomi triwulan pertama.

Kepala Ekonom ANZ untuk Asia Selatan, ASEAN dan Pasifik Glenn Maguire berpendapat paruh pertama 2015 surplus neraca dagang besar kemungkinan terjadi. Nanti pada paruh kedua ketika impor belanja pemerintah meningkat maka neraca dagang akan seimbang atau defisit.

Sebelum impor belanja pemerintah meningkat, ia menilai profil impor akan lebih lemah. Efek harga minyak yang rendah akan menyebabkan impor minyak cenderung kecil. Meskipun neraca dagang berpotensi membaik, Glenn menilai BI belum akan mengubah acuan suku bunganya.

Sebagai informasi, neraca dagang Februari 2015 mencatat surplus US$ 738,3 juta. Lima impor komoditas terbesar non migas Indonesia turun drastis. Pertama, impor mesin dan peralatan mekanik turun 9,46% menjadi US$ 3,84 miliar pada Januari-Februari 2015 bila dibanding Januari-Februari 2014.

Kedua, impor mesin dan peralatan listrik. Januari-Februari 2014 impor mesin dan peralatan listrik sebesar US$ 3,04 miliar, pada tahun ini turun 15,14% menjadi US$ 2,58 miliar. Ketiga, impor besi dan baja. Impor ini turun 0,02% menjadi US$ 1,4 miliar. Bila melihat impor per bulan pun, Februari 2015 dibanding Januari 2015 impor besi dan baja turun 17,54%.

Keempat, impor plastik dan barang-barang dari plastik. Januari-Februari 2015 impor plastik dan barang-barang dari plastik tercatat US$ 1,15 miliar, turun 4,65% dibanding periode sama tahun lalu US$ 1,21 miliar. Kelima, impor bahan kimia organik. Impor ini menjadi golongan barang yang paling tinggi penurunannya yaitu 23,53%, dari US$ 1,25 miliar menjadi US$ 952,5 juta pada dua bulan pertama 2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×