kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.159   41,00   0,25%
  • IDX 7.058   74,16   1,06%
  • KOMPAS100 1.054   13,87   1,33%
  • LQ45 829   11,61   1,42%
  • ISSI 214   1,39   0,66%
  • IDX30 422   6,04   1,45%
  • IDXHIDIV20 509   6,65   1,32%
  • IDX80 120   1,57   1,32%
  • IDXV30 124   0,30   0,24%
  • IDXQ30 141   1,76   1,26%

IMF sebut Indonesia akan jadi negara dengan ekonomi terbesar ke-6, ini kata pemeritah


Jumat, 22 Februari 2019 / 15:25 WIB
IMF sebut Indonesia akan jadi negara dengan ekonomi terbesar ke-6, ini kata pemeritah


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. International Monetary Fund (IMF) memprediksi ekonomi Indonesia tahun 2023 akan menempati nomor 6 terbesar. Naik dari peringkat di tahun 2015 yang menduduki nomor 7. Pemerintah menyebut hal tersebut adalah hasil dari perbaikan kebijakan.

Dari perkiraan IMF, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5,4%. Dengan Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita mencapai US$ 5,12 ribu per kapita.

Kondisi Indonesia empat tahun mendatang tersebut, diklaim pemerintah sebagai efek dari beberapa kebijakan yang sudah mulai diimplementasikan sejak akhir tahun lalu dan tahun ini. 

"Dampak penuhnya lima tahun ke depan," jelas Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementeriaan Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (22/2).

Dari sisi demand alias permintaan pendorongnya berasal investasi dan ekspor. Pemerintah memprediksi kinerja investasi dan ekspor akan membaik seiring dengan perbaikan kebijakan. Antara lain perbaikan kemudahan berusaha alias ease of doing business (EoDB), perbaikan iklim investasi, online system submission (OSS), industri 4.0 dan pemberian tax holiday.

Peringkat EoDB Indonesia tahun ini turun satu tingkat ke peringkat 73. Sedangkan Presiden RI Joko Widodo menargetkan EoDB ke level 40. Mengejar target tersebut, pemerintah telah melakukan rapat koordinasi antar kementerian untuk merevisi undang-undang (UU).

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo melihat masih adanya hambatan regulasi dalam EoDB. Untuk itu dia meminta segera memangkas regulasi yang dianggap menghambat alias proses deregulasi.

Indonesia mengalami penurunan peringkat dalam hal urusan perizinan konstruksi, perlindungan investor minoritas, perdagangan lintas batas, dan penegakan kontrak. Sementara, naik peringkat dalam hal indikator memulai bisnis, mendapatkan listrik, pendaftaran properti, mendapatkan pinjaman, pembayaran pajak, dan penyelesaian pailit.

Sedangkan terkait tax holiday, pemerintah telah memperluas insentif lewat beleid PMK Nomor 150/PMK.010/2018 tentang Pengurangan Pajak Penghasilan Badan. Hanya saja, saat ini proses pengajuan masih terhambat karena OSS yang belum siap. Sebab, OSS yang tadinya berada di bawah Kemenko Perekonomian kini berada di bawah Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Dari sisi supply, lanjut Iskandar, upaya pembangunan infrastruktur juga membantu peningkatan perekonomian. Pembangunan infrastruktur dapat memperlancar konektivitas antar daerah sehingga menurunkan biaya logistik. Tentunya ini mendukung daya saing nilai ekspor Indonesia.

"Sisi supply lainnya peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan vokasi," jelas Iskandar.

Antara lain dengan perbaikan mutu pendidikan melalui Balai Latihan Kerja (BLK), link and match yang sudah dilakukan oleh kementerian perindustrian alias menyesuaikan lulusan vokasi dengan kebutuhan industri, serta dengan memberi super deductible tax untuk pendidikan vokasi.

Super deductible tax adalah fasilitas pemberian insentif fiskal berupa keringanan pajak untuk industri yang berinvestasi untuk kegiatan vokasi serta kegiatan penelitian dan pengembangan (R&D). Fasilitas ini memberi penambahan faktor pengurangan Pajak Penghasilan (PPh) di atas 100% sehingga yang dibayarkan badan usaha semakin kecil.

"Ini juga terkait dengan kebijakan penyederhanaan ekspor serta paket kebijakan XVI," imbuh Iskandar

Pada tahun 2023, Indonesia akan bisa menggeser posisi Brazil, Rusia, Inggris, Perancis dan Meksiko. IMF memprediksi negara-negara Eropa akan mengalami penurunan ekonomi pada ranking global. Salah satunya adalah Perancis dengan pertumbuhan ekonomi 1,6%, stagnan sejak tahun 2018. Sedangkan Brazil pertubuhan ekonominya diproyeksikan 2,2% pada tahun 2023.

Berdasarkan peringkat 10 besar pada tahun 2023, ekonomi terbesar akan diduduki oleh Tiongkok, Amerika Serikat (AS), India, Jepang, Jerman, Indonesia, Rusia, Brazil, Inggris dan Perancis.

Komposisi ini berubah dari tahun 2000 yang tercatat sebagai berikut; AS, Tiongkok, Jepang, Jerman, India, Perancis, Rusia, Itali, Brazil dan Inggris.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×