Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam laporan World Eckonomic Outlook (WEO) Edisi Janusari 2023, Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,8%.
Proyeksi tersebut turun dibandingkan perkiraan sebelumnya dalam WEO edisi Oktober 2022 yang mana pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi akan sebesar 5%.
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan revisi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menurun tersebut masih relatif moderat jika dibandingkan dengan negara tetangga.
Baca Juga: KSSK Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap Kuat Tahun Ini
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan melambat pada tahun 2023. Proyeksi ekonomi tahun 2023 dipangkas 0,2 ppt menjadi 4,8%, dan turun dari perkiraan pertumbuhan tahun 2022 sebesar 5,3%. Namun, itu masih relatif lebih baik daripada ekonomi Malaysia,” tutur Faisal dalam keterangan tertulisnya, Selasa (31/1).
Pertumbuhan ekonomi Malaysia diproyeksikan melambat dari 6,7% pada tahun 2022 menjadi 4,4% pada tahun 2023. Kemudian, Filipina yang turun dari 7% pada tahun 2022 menjadi 5,0% pada tahun 2023.
Faisal berharap, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tahun ini akan tetap Tangguh meski perekonomian global sudah menunjukkan tanda-tanda akan mereda.
Baca Juga: IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI Jadi 4,8% pada Tahun Ini
Dia melihat bahwa sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia kemungkinan besar akan bergeser dari sektor eksternal ke sektor domestik, karena kegiatan ekspor diperkirakan akan melemah seiring dengan perlambatan ekonomi global.
Menurut Faisal, pembukaan kembali ekonomi China dapat mendukung permintaan, namun harga komoditas masih rentan berlanjut melemah di tengah prospek peningkatan pasokan dan penurunan permintaan di Amerika Serikat (AS) dan zona Eropa.
“Sementara itu, konsumsi rumah tangga akan ditopang oleh inflasi yang terkendali dan Pencabutan PPKM, mobilitas dan permintaan masyarakat yang membaik,” tambahnya.
Lebih lanjut, dia menilai pengeluaran pemerintah yang mengalami kontraksi pada tahun 2022 di tengah penurunan pengeluaran untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional karena situasi Covid-19 yang semakin terkendali, diperkirakan akan kembali tumbuh pada tahun 2023. Termasuk persiapan pemilihan umum tahun 2024.
Selain itu, sumber Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi tetap akan bergeser dari investasi non bangunan dan struktur, khususnya investasi terkait komoditas, menjadi investasi bangunan & struktur.
Hal ini didukung oleh peningkatan anggaran infrastruktur pada APBN 2023 yang meningkat sekitar 7% dari kontraksi sebesar -13% pada tahun 2022, kelanjutan Proyek Strategis Nasional, proyek hilirisasi, dan pembangunan ibu kota baru ( IKN).
“Secara keseluruhan, kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan turun menjadi 5,04% pada tahun 2023 dari perkiraan sebesar 5,17% pada tahun 2022,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News